Runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat - Biografi Belisarius
Perang Iberia
Kaisar Yustin I wafat pada tahun 527, dan digantikanYustinianus I. Dari pamannya, Yustinianus mewarisi Perang Iberia, konlik berkelanjutan dengan Kekaisaran Sassaniyah Persia. Belisarius pun dikirim Yustinianus untuk berpartisipasi dalam perang tersebut. Awal masuknya Belisarius ke perang ini berlangsung alot. Ia gagal melindungi pasukan ekspedisi Romawi yang sedang membangun benteng pertahanan di Thannuris.
Pada tahun 530, Belisarius dan Hermogenes, rekannya yang membawahi 25.000 pasukan bertemu dengan 40.000 pasukan Persia di Dara, Turki Selatan. Meski kalahjumlah, Belisarius tetap memilih bertempur. Lewat formasi dan taktik penyergapan yang efektif, Belisarius berhasil memecah dan mengalahkan telak pasukan Persia. Persia kehilangan 8.000 pasukannya sebelum akhirnya mundur dan Belisarius mencetak kemenangan pertamanya dengan gemilang.
Namun kemenangan ini tidak membuat Romawi Timur berada di atas angin dalam waktu lama. Belisarius dan pasukannya bertemu lagi dengan pasukan Persia di Callinicum ”sekarang Ar Raqah, Suriah), sebuah daerah di utara sungai Euphrates pada bulan April, tahun 531. Berada dalam moral yang tinggi, pasukan Romawi Timur dipenuhi semangat bertempur.
Hal ini berlawanan niat Belisarius yang hanya berniat memukul mundur pasukan Persia tanpa melakukan konfrontasi yang beresiko. Setelah gagal membujuk pasukannya yang membangkang, Belisarius akhirnya menyiapkan diri untuk pertempuran.
Setelah pertempuran yang berimbang selama setengah hari, kavaleri elit Persia berhasil menembus pertahanan pasukan Ghassanid, sekutu Romawi Timur dan memaksa mereka mundur. Kehilangan satu sayap pasukannya, Belisarius segera memerintahkan pasukannya untuk mundur. Pasukan Persia pun mengejar dan membunuh pasukan Romawi Timur yang berusaha kabur.
Meskipun berakhir dengan kemenangan Persia, kedua kubu mendapat pukulan berat akibat pertempuran ini. Romawi Timur kehilangan banyak pasukan, sedangkan Persia kini kekurangan kekuatan untuk menginvasi Suriah. Pertempuran ini pun menutup Perang Iberia. Romawi Timur mendapat kembali Lazica dan Persarmenia, namun harus membayar rampasan perang sebesar 11.000 pon emas tiap tahunnya. Belisarius sendiri kembali dan diberhentikan dari jabatannya oleh kaisar.
Kerusuhan Nika
Konstantinopel pada awal tahun 532 adalah tempat yang kacau. Yustinianus I, yang sudah memerintah selama lima tahun kehilangan kepercayaan rakyatnya. Banyak yang tidak menyukai kebijakannya dalam memilih penasehat kekaisaran dan pejabat kota. Eudaemon, prefek Konstantinopel adalah salah satu pejabat yang paling dibenci oleh masyarakat.
Balapan kereta kuda adalah olahraga paling populer di Konstantinopel. Ada beberapa kubu suporter yang berlawanan dalam olahraga ini. Mereka menamakan diri sesuai seragam tim pengendara kuda yang mereka dukung. Yang paling besar di antara kubu-kubu ini adalah Kubu Biru dan Kubu Hijau. Kedua kubu merupakan kekuatan politik yang cukup kuat dan sering ikut campur dalam masalah negara, dari perihal keagamaan hingga suksesi kekaisaran. Kaisar Yustinianus I sendiri mendukung Kubu Biru.
Tujuh anggota Kubu Biru dan Kubu Hijau dituding terlibat pembunuhan yang terjadi pasca pertandingan. Eudaemon, yang disebut sebelumnya pun memvonis hukuman mati untuk mereka. Pada saat eksekusi, dua orang dari masing-masing kubu berhasil kabur dan bersembunyi di sebuah gereja.
Baik Kubu Biru dan Kubu Hijau meminta Yustinianus I untuk memberikan pengampunan, namun sang kaisar tidak memberi jawaban. Kedua kubu yang marah pun kini bergabung dan merusuh di sepanjang jalanan. Kejadian ini dikenal sebagai Kerusuhan Nika, karena para perusuh dari kedua kubu yang biasa meneriakkan warna seragam tim pengendara kuda yang mereka bela pun mengubah teriakannya menjadi “Nika!”, yang artinya kemenangan. Beberapa anggota senat yang tidak menyukai Yustinianus pun memanfaatkan kerusuhan ini untuk mengkudeta sang kaisar. Mereka mengangkat Hypatius, salah seorang senat, dan keponakan Anastasius I, kaisar pendahulu sebagai pengganti Yustinianus. Yustinianus yang putus asa nyaris melarikan diri seandainya istrinya, Ratu Theodora, tidak membujuknya.
Belisarius dipanggil bersama Narses, kasim yang juga merupakan penasehat kepercayaan kaisar, serta Mundus, seorang jendral terkemuka untuk meredakan kerusuhan. Keduanya menggunakan pendekatan yang sangat berbeda. Narses akan menggunakan sejumlah uang untuk membujuk Kubu Biru, sembari mengingatkan bahwa Yustinianus adalah pendukung tim mereka. Jikalau Narses gagal, Belisarius dan Mundus bersama pasukan kekaisaran akan membantai para perusuh.
Narses gagal. Belisarius dan Mundus pun menyerang. Kerusuhan pun berhasil diredakan. Hampir tiga puluh ribu jiwa terbunuh dalam kejadian ini. Hypatius beserta anggota senat yang terlibat dieksekusi oleh Yustinianus.
Posisi Yustinianus kini aman dan dia sekarang dapat mewujudkan ambisinya untuk menguasai kembali kekaisaran bagian barat. Belisarius pun dipanggil kembali oleh sang kaisar. Meskipun ia kalah di Callinicum, Yustinianus sadar bahwa Belisarius adalah sosok yang paling kompeten untuk memimpin pasukan menguasai kembali wilayah milik kekaisaran.
Perang Vandal
Mei, tahun 429, Geiseric, pemimpin bangsa Vandal menyeberangi Selat Gibraltar menuju Afrika Utara bersama 80.000 rakyatnya. Geiseric menyerang dan berhasil mengambil alih Mauretania Sitifensis, Mauretania Caesariensis dan Numidia. Pihak kekaisaran Romawi Barat mengakui pemerintahan Geiseric atas daerah-daerah tersebut dan membuat perjanjian damai dengan Geiseric.
Perdamaian tidak berlangsung lama. Geiseric mengepung Kartago pada bulan Oktober, tahun 439. Perjanjian damai dibuat kembali pada tahun 442. Lewat perjanjian ini, Geiseric menukar beberapa daerah yang mereka kuasai dengan dua provinsi milik kekaisaran yang kaya sumber daya alam, Byzacena, dan Zeugitana. Kartago pun kini menjadi ibukota Kerajaan Vandal.
Meskipun terikat perjanjian damai, bangsa Vandal tetap menyusahkan kekaisaran Romawi Barat. Perompak-perompak Vandal mengacau di laut Aegea, dan pada tahun 455, Geiseric menyerang dan menjarah kota Roma. Seusai penjarahan yang berlangsung selama2 minggu, Geiseric dan pasukannya berlayar ke Corsica, Sardinia, dan Kepulauan Balears. Daerah-daerah ini pun dikuasai oleh Kerajaan Vandal. Di tahun 468, Kekaisaran Barat dan Kekaisaran Timur melancarkan ekspedisi penghukuman ke Kartago, namun sayangnya, Kerajaan Vandal unggul dan mengalahkan mereka di Cape Bon, Tunisia. Setengah dari kapal perang Romawi terbakar dan tengelam.
Di tahun 476, Kekaisaran Romawi Barat runtuh setelah Kaisar Romulus Augustulus dimakzulkan oleh Odoaker, kepala suku Scirii. Odoaker mengangkat dirinya sebagai Raja Italia, sebelum akhirnya tewas dalam perang melawan Theodorik, pemimpin bangsa Ostrogoth. Theodorik pun menggantikan Odoaker sebagai penguasa Italia.
Bangsa Vandal menganut doktrin agama Kristen Arianisme, dan sering menindas penganut Kristen Kalkedonia. Pihak Kekaisaran Romawi Timur kerap memprotes tindakan ini, namun hampir tidak pernah digubris. Semua berubah ketika Hilderic, cucu Geiseric naik tahta. Ia menghentikan penindasan para penganut Kristen Kalkedonia, dan menjalin hubungan diplomasi dengan Kekaisaran Romawi Timur. Banyak bangsawan Vandal tidak menyukai kebijakan pro-Romawinya. Mereka memberontak danmengantikan Hilderic dengan Gelimer, sepupunya.
Kaisar Yustinianus I meminta Gelimer mengembalikan tahta kepada Gelimer, atau setidaknya mengirimkan Gelimer ke Konstantinopel. Kedua permintaan ditolak mentah-mentah oleh Gelimer. Pembangkangan ini pun memulai Perang Vandal. Belisarius diangkat sebagai komandan ekspedisi penyerangan Kerajaan Vandal. Ia membawahi 10.000 infantri, 5.000 kavaleri, dan 500 kapal perang. Pasukan ini dinilai terlalu minim, mengingat reputasi bangsa Vandal di bawah pemerintahan Geiseric yang dikenal sebagai petarung dan perompak yang tangguh. Beberapa pejabat mencoba mengingatkan sang kaisar kekalahan memalukan di Cape Bon. Meski begitu, Yustinianus bersikeras dan tidak mengindahkan nasehat mereka. Pada bulan Juni, tahun 533, Belisarius pun berangkat. Ia membawa istrinya, Antonina, serta Procopius, sekretaris pribadinya dalam ekspedisi ini.
Pasukan Romawi pun mendarat di Caputvada. Belisarius dan pasukannya bergegas menuju Kartago, ibukota Kerajaan Vandal. Belisarius sadar bahwa citra pasukan Romawi Timur sangat penting dalam perang kali ini. Ia ingin para penduduk setempat menganggap mereka datang sebagai pembebas, maka dari itu Belisarius menekankan disiplin ketat pada pasukannya. Hal ini menyebabkan para penduduk setempat kooperatif dengan pasukan Belisarius.
Berita kedatangan Belisarius pun sampai ke telinga Gelimer. Ia mengeksekusi Hilderic, dan menyiapkan pasukan untuk menyergap pasukan Romawi Timur sebelum mereka mencapai Kartago. Gelimer hanya memiliki 11.000 pasukan, kalah jumlah dengan 15.000 pasukan Romawi Timur. Gelimer berencana mengepung pasukan Belisarius dengan memanfaatkan pengetahuannya akan medan setempat. Kedua pasukan bertemu pada tanggal 13 September, tahun 533.
Meski rencana awalnya untuk mengepung pasukan Romawi Timur gagal, Gelimer berada di atas angin. Moral pasukannya tinggi, dan ia berhasil mengalahkan pasukan kavaleri Romawi Timur. Sayangnya, Gelimer mendapat kabar bahwa saudaranya, Ammatas telah tewas terbunuh musuh. Tengelam dalam kesedihan, Gelimer membatalkan serangan penghabisan ke pasukan Romawi Timur. Belisarius segera memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang balik. Pasukan Romawi Timur pun mengalahkan pasukan Vandal.
Kekalahan Gelimer mengakibatkan kota Kartago tidak memiliki pertahanan. Pasukan Romawi Timur pun memasuki kota tanpa perlawanan. Belisarius memerintahkan pasukannya untuk tidak mengusik penduduk setempat. Ia pun memerintahkan pembangunan kembali dinding pertahanan kota. Setelah terusir dari Kartago, Gelimer membawa pasukannya menuju Bulla Regia, Numidia. Ia mengirim pesan kepada saudaranya, Tzazon yang sedang berada di Sardinia untuk kembali ke Afrika Utara. Menunggu kedatangan saudaranya, Gelimer mencoba memecah pasukan Romawi Timur. Ia menawarkan hadiah untuk setiap kepala pasukan Romawi Timur yang mereka bawa kepada suku pribumi. Ia juga mencoba menyogok kavaleri bayaran Hun yang berperan penting dalam kekalahannya sebelumnya.
Tzazon pun sampai ke Afrika Utara pada bulan Desember. Gelimer segera mengerahkan pasukan menuju Kartago. Bersama dengan pasukan Tzazon, ia memerintahkan penghancuran tanggul air yang menjadi sumber air untuk Kartago. Dalam dua belas minggu semenjak ia menguasai Kartago, Belisarius telah menyelesaikan pembangunan dinding pertahanan. Ia juga sadar penyusup- penyusup Gelimer telah meracuni loyalitas pasukan bayaran yang ia bawa, sehingga menempatkan mereka di posisi paling belakang dalam formasi perang. Belisarius dan pasukannya keluar dari Kartago,dan bertemu dengan pasukanVandal yang berjumlah50.000 di Tricamarum. KavaleriRomawi Timur pun menghantampasukan Vandal danmembunuh Tzazon. KematianTzazon membuat Gelimer kehilangansemangat tempurnyasekali lagi. Pasukan Vandal mundur, namun dikejar oleh pasukan Romawi Timur. Sekitar 3.000 pasukan Vandal tewas dalam pertempuran ini. Tanpa perlawanan berarti, Belisarius dan pasukannya menguasai kota-kota Kerajaan Vandal satu-persatu. Gelimer yang bersembunyi di Numidia selama beberapa bulan sadar bahwa kerajaannya tidak bisa diselamatkan lagi. Ia menyerah pada bulan Maret, tahun 534, menutup tirai sejarah Kerajaan Vandal.
Atas kesuksesannya mengalahkan Kerajaan Vandal, Belisarius dianugrahi trimphus, upacara kehormatan untuk pemimpin militer yang berjasa untuk bangsa Romawi. Ia adalah orang terakhir yang menerima penghargaan ini.
Perang Goth
Athalarik, cucu Theodorik, menggantikan kakeknya sebagai penguasa Italia. Athalarik yang baru berusia 10 tahun memerintah di bawah pengawasan Amalasuntha, ibunya yang dianggap pro-Romawi. Ia akrab dengan Yustinianus. Amalasuntha juga cenderung mendidik anaknya dengan tradisi Romawi, menyebabkan dirinya dibenci oleh bangsawan-bangsawan Ostrogoth.Sadar bahwa para bangsawan tersebut mencoba menyingkirkannya, Amalasuntha pun mengeksekusi mereka.
Sayangnya, Athalarik meninggal pada tahun 534. Amalasuntha pun mengangkat Theohadad, sepupunya sebagai pemimpin baru bangsa Ostrogoth dan penguasa Italia. Ironis, Theohadad yang ia anggap dapat membantu posisinya malah berpihak pada para bangsawan yang membenci Amalashuntha. Alhasil, Amalasuntha pun diasingkan dan dibunuh pada bulan April, tahun 535. Kematian Amalasuntha pun kini menjadi alasan yang dapat dipakai oleh Yustinianus untuk menyerang Italia. Ia memanggil Belisarius untuk memimpin ekspedisi sekali lagi, kali ini bersama 7.500 prajurit, hanya setengah dari saat perang melawan Kerajaan Vandal. Yustinianus juga mengirim Mundus, pemimpin pasukan kekaisaran di Illyricum untuk menguasai Dalmatia. Belisarius dan pasukannya pun mendarat di Sisilia. Penduduk pulau yang strategis ini menerima kedatangan pasukan Romawi Timur, membuat Belisarius tidak menemui kesulitan dalam menguasai Sisilia. Theohadad, mengingat kemenangan cepat Belisarius di Afrika pun menyerah dan berjanji akan menyerahkan Italia dan Sisilia kepada kekaisaran.
Yustinianus merasa sangat girang mendapati betapa mudahnya ia dapat menguasai Italia kembali, tetapi kenyataan akhirnya berkata lain. Mundus berhasil menguasai Dalmatia, namun pasukan Ostrogoth datang dan menyerang dengan niat merebut kembali provinsi tersebut. Di tengah pertempuran, Mauricius, putra Mundus terbunuh. Mundus yang marah besar pun memimpin serangan yang brutal ke pasukan Ostrogoth. Pasukan Ostrogoth yang mendapat pukulan berat pun mundur, dan Mundus memerintahkan pengejaran. Di tengah pengejaran ini, Mundus terluka parah, menyebabkan pasukan Romawi Timur kehilangan arah, dan terpaksa meninggalkan Dalmatia. Theohadad yang mendapatkan berita ini pun mendapatkan keberanian untuk melawan Yustinianus, dan membatalkan niatnya untuk menyerah.
Belisarius yang berada di Sisilia pun diperintahkan untuk menyerang Italia. Bulan Oktober, tahun 536, pasukan Romawi Timur pun mencapai Naples. Setelah pengepungan yang brutal selama 3 minggu, Naples pun jatuh. Penduduk setempat menolak untuk menyerah, mengakibatkan Belisarius memperbolehkan pasukannya untuk menjarah kota tersebut.Ketidakmampuan Theohadad untuk menghentikan serangan Romawi Timur pun harus ia bayar dengan tahta dan nyawanya. Para bangsawan Ostrogoth pun mengangkat Witiges, seorang jendral sebagai pemimpin baru mereka. Witiges tahu jelas kemampuan Belisarius, dan berniat untuk memantapkan keadaan pasukannya sebelum melawannya. Ia meninggalkan kota Roma dan pergi ke Ravenna. Ia juga menceraikan istrinya, dan menikahi Matasuntha, anak perempuan Amalasuntha untuk memperkuat posisinya.
Sementara itu, Belisarius sendiri belum menunjukkanpergerakan menuju Roma. Iamencoba memperkuat posisinyadi Italia Selatan sembariberkirim surat denganPaus Silverius. Paus Silveriusyang tidak ingin Roma bernasib sama dengan Naples pun memutuskan untuk mendukung Belisarius. Mendapati kabar ini, Belisarius pun bergerak menuju Roma. Ia dan pasukannya memasuki kota tersebut tanpa perlawanan. Tahu bahwa pasukan Ostrogoth akan kembali, Belisarius pun memperkuat pertahanan kota, dan menumpuk ransum dan suplai untuk perang mendatang.
Witiges sadar betul bahwa kredibitilasnya sebagai pemimpin Ostrogoth dipertaruhkan dalam pertempurannya melawan Belisarius. Ia pun menyiapkan 45.000 pasukannya dan segera mengepung Roma pada Maret, tahun 537. Witiges memerintahkan pasukannya untuk menyabotase tanggul air yang merupakan sumber air utama Roma. Belisarius yang hanya memiliki 5.000 pasukan pun meminta bantuan dari Konstantinopel. Sembari menunggu pasukan bantuan, Belisarius memanfaatkan mata air di sekitar kota sebagai pengganti sumber air.
Setelah pengepungan selama dua bulan, pasukan bantuan pun datang. 1.600 kavaleri bayaran bangsa Hun menembus blokade dan bergabung dengan pasukan Belisarius di dalam kota. Meski begitu, pasukan Romawi Timur masih kalah jumlah. Belisarius berhasil menghentikan serangan Witiges dengan korban minimal, namun jumlah pasukan Ostrogoth yang besar membuat pertempuran berjalan cenderung stagnan. Seiring pengepungan berlangsung, baik pasukan Romawi Timur dan Ostrogoth pun mulai kehabisan ransum dan terjangkit penyakit.
Di bulan November, 5.000 pasukan elit Romawi Timur pun sampai ke Roma dibawah pimpinan John. Witiges yang awalnya percaya diri dengan jumlah pasukannya pun mulai patah semangat. Moral pasukannya sudah jatuh akibat pengepungan yang tak membuahkan hasil. Sebelum situasi semakin buruk, Witiges pun berniat mengakhiri perang dengan negosiasi dan menawarkan perjanjian gencatan senjata selama tiga bulan. Pengepungan pun dihentikan untuk memberikan waktu untuk perjalana utusan Ostrogoth ke Konstantinopel.
Memanfaatkan waktu luang ini, Belisarius pun mendatangkan 3.000 pasukan Issauria. Dengan hati-hati, ia merusak jalur suplai pasukan Ostrogoth. Ia juga mengirim John bersama 2.000 kavaleri untuk menjarah Picenum. Witiges memprotes tindakan Belisarius, namun ia tidak mengindahkannya. Witiges pun mencoba membalas Belisarius. Ia mengirimkan mata- mata untuk mensabotase pertahanan Roma, namun berhasil digagalkan.
Belisarius kemudian mengirim John untuk menguasai Rimini, sementara Witiges masih menunggu dengan gelisah hasil negosiasi damainya dengan Yustinianus. Setelah mendengar kabar bahwa Rimini telah jatuh ke tangan John, Witiges pun segera mundur ke Ravenna. Ravenna, ibukotanya hanya berjarak satu hari perjalanan dari Rimini. Takut pusat kekuasaannya akan diserang oleh pasukan Romawi Timur, Witiges pun mengakhiri pengepungannya di Roma pada bulan Maret tahun 538.
Bersamaan dengan mundurnya Witiges dan pasukannya, Belisarius pun mulai menyerang kota-kota yang dikuasai Ostrogoth. Ia pun memerintahkan John dan 2.000 kavalerinya untuk bergabung kembali dengan pasukan utama, namun ia menolak. John mencoba untuk meyakinkan Matasuntha, istri Witiges untuk mengkhianati suaminya. Sayangnya, sebelum John berhasil, Witiges mengerahkan pasukannya untuk mengambil kembali Rimini.
Belisarius pun bergegas menuju Rimini bersama pasukannya untuk menolong John. Bersamaan dengan ini, Narses dan 5.000 pasukannya sampai di Italia. Narses, kasim dan penasehat kepercayaan Yustinianus diutus oleh sang kaisar untuk mengawasi tindak-tanduk Belisarius. Keberhasilan sang jendral telah mengundang banyak gosip tidak sedap akan semakin besar ambisinya seiring meroketnya reputasinya.
Baik sang jendral dan sang kasim punya pendekatan yang berbeda akan bagaimana cara mereka membantu John. Narses memilih konfrontasi langsung, sementara Belisarius memilih untuk berhati-hati. Setelah perdebatan panjang, diputuskanlah rencana Belisarius lah yang dipakai. Ia pun membagi pasukannya menjadi tiga, dimana dua di antaranya akan mendekati Rimini lewat laut, sementara pasukan utama yang dipimpin oleh Belisarius dan Narses akan mendekati kota lewat darat. Witiges yang mengetahui bahwa ia akan dikepung dari tiga arah pun akhirnya memilih untuk kembali ke Ravenna. Ramini pun berhasil dikuasai Belisarius dan Narses. Ironisnya, kemenangan ini memecah pasukan Romawi Timur menjadi dua faksi. Satu faksi berpihak pada Belisarius, faksi lainnya berpihak pada Narses, dimana John menjadi salah satu anggotanya karena ia sadar bahwa status Narses lebih menjanjikan, meskipun ia berhutang nyawa dengan Belisarius.
Di bulan April 538, Belisarius mendapatkan permintaan dari Mediolanum ”Milan). Penduduk kota tersebut meminta Belisarius untuk membebaskan mereka dari pemerintahan bangsa Ostrogoth. Belisarius pun mengirim 1.000 pasukannya yang dipimpin oleh Mundilas, salah seorang letnannya. Pasukan kecil ini, dengan bantuan penduduk Milan pun berhasil mengamankan Milan dan daerah sekitarnya. Mediolanum merupakan kota terkaya kedua di Italia setelah Roma. Kehilangan kota tersebut merupakan pukulan berat untuk harga diri Witiges. Ia pun memerintahkan 10.000 pasukannya untuk merebut kembali Mediolanum.
Mundilaspun segera memberitahukan kabar ini kepada Belisarius dan mengirimkan pasukan ke Mediolanum. Meski begitu, pasukan bantuan ini pun kewalahan oleh jumlah pasukan Ostrogoth. Mereka pun meminta bantuan kepada Belisarius, dimana ia kemudian memerintahkan John untuk segera berangkat ke Mediolanum. John menolak, dan beralasan bahwa ia hanya akan mengikuti perintah langsung dari Narses. Meski Narses memberikan perintah, John jatuh sakit.
Penundaan-penundaan tersebut mengakibatkan Milan berada dalam bahaya besar. Lama dikepung,suplai mereka pun mulai habis. Pasukan Ostrogoth berjanji akan membebaskan Mundilas dan pasukannya apabila mereka menyerah. Mundilas menolak, karena penduduk Mediolanum yang telah mengkhianati Witiges tentu tidak akan diampuni. Di akhir Maret, tahun 539, Mundilas, di bawah tekanan pasukannya yang sudah kehilangan semangat tempur pun terpaksa menerima tawaran tersebut. Pasukan Romawi Timur pun meninggalkan kota dengan selamat, namun tidak dengan penduduk setempat. Pasukan Ostrogoth menjarah Mediolanum, membunuhi penduduknya dan membakar kota tersebut.
Yustinianus pun menyadari kesalahannya, dan memanggil Narses kembali, dan memberi komando sepenuhnya kepada Belisarius. Witeges yang menyadari kerajaannya kini terancam runtuh. Ia mengirim utusan ke Persia, ke Khosrau I agar ia memulai perang baru dengan Kekaisaran Romawi Timur. Sayangnya, utusannya tersebut tak pernah kembali. Belisarius dan pasukannya pun menyerang kota-kota di selatan Ravenna dengan cepat. Di tengah perang, pasukan Romawi Timur dan Ostrogoth sama-sama dikagetkan dengan munculnya pasukan bangsa Franka di bawah pimpinan Raja Theudebert. Pasukan Ostrogoth yang mengira kedatangan mereka adalah untuk membantu mereka melawan para penyerang Romawi Timur pun dihancurkan oleh pasukan Franka dengan mudah. Pasukan Romawi Timur pun terpaksa mundur.
Pasukan Franka mungkin akan bisa mengubah sejarah Perang Goth seandainya wabah disentri tidak menyerang. Wabah ini menyebabkan pukulan berat ke moral pasukan Franka. Mereka pun akhirnya mundur. Belisarius pun melanjutkan serangannya ke Ravenna. Di saat yang sama, utusan Yustinianus pun sampai ke Italia untuk menawarkan perjanjian damai. Bangsa Ostrogoth akan tetap memegang kuasa atas daerah di utara Sungai Po, sementara daerah di selatan akan menjadi milik kekaisaran. Tak punya banyak pilihan, Witiges pun setuju.
Saat Belisarius menyadari hal ini, ia pun marah besar. Kemenangan yang sudah di depan mata menyebabkannya menolak perjanjian damai tersebut, kecuali Yustinianus sendiri yang menandatangainya. Ia pun melanjutkan serangannya ke Ravenna. Witiges mendekati Belisarius. Ia dan rakyatnya pun menyerah dan ia juga bersedia menyerahkan kerajaannya, jikalau Belisarius bersedia mengangkat dirinya menjadi Kaisar Romawi Barat. Belisarius ingin menolak, namun ia melihat tawaran ini sebagai kesempatan untuk mengakhiri perang ini tanpa menumpahkan lebih banyak darah. Ia pun berpura- pura menerimanya, dan masuk ke Ravenna bersama pasukannya pada bulan Mei, tahun 540. Bersamaannya dengan masuknya Belisarius ke ibukota mereka, pasukan Goth di utara pun menyerah. Seusai kemenangan ini, Belisarius kembali ke Konstantinopel, mengakhiri Perang Goth, untuk sementara.
Orang Roma Terakhir
Setelah hampir seabad dikuasai oleh barbar, semenanjung Italia pun kembali ke tangan bangsa Romawi. Wilayah kekaisaran bertambah dua kali lipat, membentang dari Asia Minor hingga Afrika Utara. Belisarius kembali sebagai pahlawan, namun berita mengenai tawaran Witiges pada Belisarius sampai ke telinga Yustinianus. Kepercayaannya kepada Belisarius pun semakin memudar. Ia takut jendral terhebatnya akan menjadi lawan terhebatnya.
Perang dengan Persia pun pecah sekali lagi, dan Belisarius kembali dipanggil ke medan perang pada tahun 541. Setelah perang yang cenderung stagnan, sebuah perjanjian gencatan senjata selama lima tahun pun ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Sementara itu, bangsa Ostrogoth sadar bahwa Belisarius hanya berpura-pura menyetujui tawaran dari Witiges. Birokrasi baru milik kekaisaran di Italia pun semakin tidak populer karena bersikap opresif terhadap penduduk setempat. Pasukan yang ditempatkan di sana juga menjadi tidak disiplin sepeninggal Belisarius. Keadaan di Italia pun semakin memanas, dan di tengah kericuhan ini, Totila, sosok yang lebih kompeten dari Witeges, muncul sebagai pemimpin baru bangsa Ostrogoth. Perang pun dimulai kembali.
Totila adalah lawan yang berat untuk pasukan Romawi Timur yang diutus kembali ke Italia. Ia menyerang dengan cepat daerah-daerah yang strategis dan mengisolasi pasukan Romawi Timur. Ia juga memperlakukan tahanan dan penduduk setempat dengan baik, sehingga menyebabkan rakyat berpihak kepadanya.
Belisarius kembali ke Italia pada tahun 544. Kali ini ia gagal memper- tahankan Roma dari serangan bangsa Ostrogoth. Hal ini konon dikarenakan kurangnya bantuan baik berupa ransum maupun pasukan dari Yustinianus yang iri hati dan curiga pada Belisarius. Ia pun kembali ke Konstantinopel dan mulai mengundurkan diri dari permasalahanmiliter negara. Narses menggantikan perannya di Italia, dan berhasil mengalahkan dan membunuh Totila. Perang Goth pun berakhir dengan kemenangan Romawi Timur, dan menguras sumber daya yang dimiliki oleh kekaisaran.
Ekspedisi terakhir Belisarius adalah ketika ia melawan bangsa Bulgar di bawah pimpinan Khan Zabergan pada tahun 559. Sekali lagi, dengan pasukan yang jauh lebih sedikit dari musuh, ia berhasil mengusir bangsa Bulgar yang sempat mengancam Konstantinopel.
Pada tahun 562, Belisarius dipenjarakan atas tuduhan korupsi, namun dibebaskan oleh Yustinianus. Ada legenda yang mengatakan bahwa ia dibutakan atas perintah Yustinianus dan menghabiskan hidupnya sebagai pengemis di Konstantinopel. Meski kebenarannya diragukan, kisah ini banyak digunakan sebagai tema oleh pelukis di Zaman Pencerahan, mengutipnya sebagai sindiran akan rasa tidak tahu terima kasih penguasa lalim terhadap hamba yang setia, misalnya Louis XV dari Perancis.
Belisarius dan Antonina
Kepahlawanannya membuatnya menjadi bahan pembicaraan hangat, namun tidak jarang, Belisarius juga menjadi bahan tertawaan oleh rakyat kekaisaran. Antonina, istri Belisarius terkenal sebagai wanita yang tidak setia. Dipercaya bahwa sebelum menikahi Belisarius, Antonina sudah memiliki banyak anak. Ia berusia 10 tahun lebih tua dari Belisarius, dan sangat dekat dengan Ratu Theodora, istri Yustinianus I.
Belisarius mencintai Antonina sepenuh hati. Ia bahkan membawa Antonina di setiap ekspedisi militer yang ia pimpin. Ia bahkan tidak jarang menceritakan rencana perangnya kepada istrinya. Sayangnya, cinta Belisarius tidak dibalas dengan baik oleh Antonina. Antonina bahkan berselingkuh dengan Theodosius, anak angkatnya. Belisarius pernah menangkap basah Antonina dan Theodosius setengah telanjang di istana saat ia di Kartago.
Antonina dengan tenang membohongi Belisarius dan bahkan berhasil mengancam untuk mengacuhkan Belisarius karena telah berpikir tidak senonoh. bersumpah untuk membunuh Theodosius, kendati ia masih mencintai istrinya. Antonina pun dipenjara atas perintah Belisarius sendiri, sementara Theodosius melarikan diri, sebelum akhirnya ditangkap oleh Photius. Meski begitu, Antonina masih punya rencana lain. Ia percaya bahwa sahabatnya, Ratu Theodora sanggup membebaskan dirinya dari masalah ini.
Theodora yang menerima kabar ini pun langsung meminta sang kaisar sendiri, Yustinianus untuk membebaskan Antonina dan Theodosius. Photius kini yang berada di penjara. Keadaan hati Belisarius merusak performanya saat ia berperang melawan Persia untuk kedua kalinya. Ratu Theodora pun menyadari kesalahannya serta pentingnya Belisarius untuk mempertahankan kekaisaran. Ia pun mencoba mendamaikan pasangan suami istri ini. Keduanya pun berekonsiliasi, dan Theodosius pun dibebaskan atas permintaan Antonina. Tidak lama kemudian, Theodosius meninggal karena disentri. Photius sendiri berhasil kabur dari penjara, dan menjadi seorang pendeta di Yerusalem.
Perselingkuhan Antonina dengan Theodosius sudah menjadi rahasia umum di antara pasukan Belisarius, namun tidak ada yang berani membuktikannya. Antonina adalah wanita yang licik, dan di atas semua itu, ia adalah sahabat Theodora, istri sang kaisar. Mereka takut tindakan ini akan memakan nyawa mereka, serta menghancurkan hati Belisarius yang merupakan pemimpin perang.
Photius, anak Antonina sebelum perkawinannya dengan Belisarius membenci ibunya dengan sepenuh hati. Di sisi lain, Belisarius memperlakukan Photius sebagai anak kandungnya sendiri. Photius sangat menghormati Belisarius dan berniat untuk membocorkan perselingkuhan Antonina. Singkat cerita, Photius berhasil. Belisarius tentu tidak percaya pada awalnya. Namun lewat bukti-bukti yang Photius berikan, serta fakta bahwa ia merupakan anak kandung Antonina, orang terakhir yang ia percaya akan menuding ibunya sendiri, Belisarius pun dengan berat hati menerima kenyataan bahwaistrinya tidak setia. Di tengah kemarahan, Belisarius punbersumpah untuk membunuhTheodosius, kendati ia masihmencintai istrinya. Antoninapun dipenjara atas perintahBelisarius sendiri, sementaraTheodosius melarikan diri, sebelumakhirnya ditangkap olehPhotius.
Meski begitu, Antonina masih punya rencana lain. Ia percaya bahwa sahabatnya, Ratu Theodora sanggup membebaskan dirinya dari masalah ini. Theodora yang menerima kabar ini pun langsung meminta sang kaisar sendiri, Yustinianus untuk membebaskan Antonina dan Theodosius. Photius kini yang berada di penjara. Keadaan hati Belisarius merusak performanya saat ia berperang melawan Persia untuk kedua kalinya. Ratu Theodora pun menyadari kesalahannya serta pentingnya Belisarius untuk mempertahankan kekaisaran. Ia pun mencoba mendamaikan pasangan suami istri ini. Keduanya pun berekonsiliasi, dan Theodosius pun dibebaskan atas permintaan Antonina. Tidak lama kemudian, Theodosius meninggal karena disentri. Photius sendiri berhasil kabur dari penjara, dan menjadi seorang pendeta di Yerusalem.