10 Kaisar China Pertama yang Mendirikan Dinasti [dari Dinasti Qin sampai Dinasti Qing]

Inilah 10 Kaisar pertama Tiongkok yang mendirikan Dinasti mereka sendiri


1. Dinasti Qin (221 - 206 SM) - Qin Si Huang


Kaisar Qin Si Huang (260 - 210 SM) adalah kaisar pertama dalam sejarah Tiongkok kuno yang menyatukan enam negara (Warlord Period) menjadi kesatuan Zhong Yuan dengan mendirikan dinasti Qin. Maka dia menyebut dirinya adalah raja pertama ("Si" artinya pertama, "Huang" artinya raja). Kaisar Qin Si Huang wafat pada usia 49 tahun.

Kaisar Qin Si Huang mengerahkan lebih dari 300.000 buruh untuk melakukan kerja paksa merenovasi dan membangun Tembok Besar (the Great Wall). Tujuan membangun Tembok Besar adalah untuk mencegah invasi dari utara oleh suku nomaden.

Ketika pembongkaran kuburan kaisar Qin Si Huang di kabupaten Lin Tong, provinsi San Xi, arkeolog Tiongkok menemukan ratusan pasukan infantri dan kuda yang terbuat dari tanah liat. Setiap individu prajurit ekspresinya berbeda, tidak ada yang sama. Penemuan ini mencerminkan kaisar Qin Si Huang sangat perkasa dan berwibawa.


Wilayah dinasti Qin

Taracota pemakaman kaisar Qin Shi Huang


2. Dinasti Han Barat (206 SM - 9 M) - Liu Bang


Liu Bang (247 - 195 SM) yang bergerlar Gāozǔ berhasil merobohkan dinasti Qin dan mendirikan dinasti Han juga mengalahkan Xiang Yu dalam perang Chu-Han. Ia adalah salah satu kaisar yang berlatar belakang petani selain Zhu Yuanzhang. Sebelum menjadi kaisar, ia juga dikenal dengan gelar Adipati Pei (沛公), dan setelah Dinasti Qin runtuh dan Xiang Yu berkuasa, ia diberi gelar Raja Han.

Liu Bang dilahirkan dengan nama Liu Ji (劉季) di sebuah keluarga petani miskin di wilayah Pei (sekarang Kabupaten Feng, Jiangsu). Pada waktu itu, Pei adalah bagian dari Negara Chu.

Sewaktu kecil, Liu Bang tidak giat bertani seperti kakaknya. Ia juga seorang anak yang tidak suka belajar. Ia dimarahi ayahnya sebagai orang tak berguna, namun ini tidak mengubah tingkah laku Liu Bang.






3. Dinasti Han Timur (25 - 221) - Liu Xiu

Pendiri dinasti Han Timur adalah Liu Xiu (5 SM - 57 M) atau biasa disebut kaisar Guang Wu Di yang artinya 'kaisar perang yang brilian'. Karena perang sipil yang disulut oleh Wang Mang, seorang pejabat pengadilan yang merebut tahta dari keluarga Liu, sehingga Dinasti Han diidentifikasi memiliki dua periode yang berbeda. Dengan ibukotanya di Changan Barat, periode sebelumnya dikenal sebagai Dinasti Han Barat. Kemudian, ibukota Han didirikan di Luoyang, dan sejarawan menyebut periode itu sebagai Dinasti Han Timur.

nb: Liu Xiu was the sixth generation descendant of Emperor Jing of the Former (or Western) Han.





4. Dinasti Jin Barat (265 - 420) - Sima Yan


Dinasti Jin Barat didirikan oleh Sima Yan (236 -290), adalah pendiri dinasti Jin setelah mempersatukan ketiga negara; Shu, Wei, dan Wu pada zaman Tiga Negara. Sima Yan adalah cucu dari Sima Yi, penasihat negara Wei dan anak laki kedua dari Sima Zhao. Sima Yan memaksa kaisar Wei (yang masih keturunan dari Cao Cao) yang turun-temurun menjadi kaisar agar turun dari posisinya sebagai kaisar. Setelah itu , Sima Yan yang memiliki jabatan sebagai raja Jin mengangkat dirinya sebagai kaisar baru dari Dinasti Jin . Setelah kejatuhan dinasti Han oleh Cao Pi, secara ironis Sima Yan mendirikan dinasti Jin dengan nama Kaisar Wu yang mengantikan Wei. Dikatakan bahwa Sima Yan adalah salah satu kaisar yang memiliki selir terbanyak, bahkan setelah menghancurkan negeri Wu, Sima Yan masih mengambil 5000 wanita yang ada di istana kaisar Sun Hao untuk menjadi miliknya di luar daripada selir-selirnya yang telah ada.




5. Dinasti Sui (581 - 618) - Yang Jian



Kaisar Wen dari Sui (541-604), yang nama aslinya Yang Jian adalah pendiri dan kaisar pertama Dinasti Sui. Sebagai perwira militer Tionghoa-Turki di Dinasti Zhou Utara, Kaisar Wen mendapatkan kekuasaan pada tahun 581 setelah mengkudeta Kaisar Jing dari Zhou Utara (Yuwen Yan) dan mendirikan Dinasti Sui. Prestasi pertama adalah mengkonsolidasikan administrasi pemerintahan dan melakukan sentralisasi sistem politik. Pada tahun 589, ia menaklukan Dinasti Chen di selatan dan berhasil mempersatukan Tiongkok. Ia mendirikan lebaga pemerintahan 2 badan yang lebih efisien untuk menggantikan sistem 3 jenjang, dan menciptakan 3 departemen dan 6 kementerian untuk penasihat negara. Kaisar Wen mengambil langkah untuk menembus jurang sosial antara yang kaya dan yang miskin, dan mengurangi korupsi dan mendorong persatuan semua negara di Tiongkok masa itu. Jabatan politik menjadi terkualifikasi berdasarkan kecakapan daripada darah, dan ujian kekaisaran dilembagakan. Hak kelas elit, yang sudah lama menjadi bagian sistem sosial, dihapuskan.




6. Dinasti Tang (618 - 907) - Li Yuan


Kaisar Tang Gaozu (566 - 26 Juni 635) atau yang nama aslinya Li Yuan adalah pendiri dan kaisar pertama Dinasti Tang yang memerintah sejak 618 hingga 626. Ia tadinya adalah seorang gubernur yang mengepalai wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Shanxi. Ketika Dinasti Sui dilanda huru-hara yang berujung pada terpecahnya Tiongkok menjadi negara-negara bagian yang dikuasai para pemimpin pemberontak dan mantan pejabat Sui, Li Yuan juga melakukan hal yang sama, atas saran putra keduanya, Li Shimin, ia memberontak dan mengangkat cucu Kaisar Yang dari Sui, Yang You sebagai kaisar boneka dengan gelar Kaisar Gong dan ia sendiri sebagai walinya. Sebagian besar masa pemerintahannya dipakai untuk menaklukan pesaing-pesaingnya dalam usaha mempersatukan negara. Ia meneruskan kebijakan Kaisar Wen dari Sui, sang pendiri Dinasti Sui dan membatalkan kebijakan represif Kaisar Yang. Ia terkenal akan kemurahhatiannya pada sesama sehingga menarik banyak orang-orang berbakat bekerja padanya. Ia membagi-bagikan tanah secara adil pada orang-orang yang membantunya dan menurunkan pajak sehingga mengurangi beban hidup rakyat yang sudah lelah akibat perang berlarut-larut pasca keruntuhan Sui. Sayangnya kesuksesannya dalam karier politik tidak dibarengi dengan kesuksesan dalam rumah tangganya. Ia tidak mampu mencegah perselisihan antara putra-putranya dan cenderung bertindak berat sebelah dibawah pengaruh selir-selirnya. Konflik dalam keluarga ini berujung pertumpahan darah dalam Kudeta di Gerbang Xuanwu dimana Li Shimin membunuh kakaknya, putra mahkota Li Jiancheng dan adiknya, Li Yuanji yang mendukung sang putra mahkota. Ia akhirnya menuruti tuntuan Li Shimin untuk mengangkatnya sebagai putra mahkota dan turun tahta sebulan setelah kudeta itu, ia menghabiskan sisa hidupnya sebagai mantan kaisar hingga wafatnya tahun 635.




7. Dinasti Song (960 - 1279) - Zhao Kuangyin


Kaisar Song Taizu (lahir 21 Maret 927 – meninggal 14 November 976 pada umur 49 tahun, memiliki nama asli Zhao Kuangyin adalah pendiri sekaligus kaisar pertama Dinasti Song, Tiongkok, ia bertahta dari tahun 960 hingga 976. Song Taizu bisa bertahan sebagai raja selama 16 tahun, dia memakai jubah kerajaan berwarna kuning.













8. Dinasti Yuan (1271 - 1368) - Kubilai Khan


Kubilai Khan (bahasa Mongol: Хубилай хаан), Khubilai Khan atau "Khan Besar Terakhir", juga dieja Khubilai; (23 September 1215 - 18 Februari 1294) adalah kaisar Mongol (1260-1294) dan juga pendiri Dinasti Yuan (1279-1294). Terlahir sebagai putra kedua dari Tului dan Sorghatani Beki, cucu dari Jenghis Khan. Ia menggantikan kakaknya Mongke pada tahun 1260. Saudaranya yang lain, Hulagu, menguasai Persia dan mendirikan Il-Khanate. Pada tahun 1279, ia menumpas dinasti Song selatan dan menyatukan seluruh negara didaratan Tiongkok.










9. Dinasti Ming (1368 - 1644) - Zhu Yuanzhang



Kaisar Hongwu (lahir di Fengyang, Provinsi Anhui, 21 September 1328 – meninggal 24 Juni 1398 pada umur 69 tahun), yang nama aslinya Zhu Yuanzhang, adalah pendiri dan kaisar pertama Dinasti Ming di Tiongkok. Ia menjadi kaisar dan mendirikan dinastinya setelah berhasil menggulingkan Dinasti Yuan (Mongol). Dalam sejarah Tiongkok, Zhu Yuanzhang adalah satu dari dua kaisar yang berasal dari golongan rakyat jelata (yang lain adalah Liu Bang/ Kaisar Han Gaozu, pendiri Dinasti Han). Ia adalah seorang kaisar yang kontroversial, di satu pihak ia memperhatikan kesejahteraan rakyatnya dan berusaha keras meningkatkan taraf hidup mereka, namun ia juga seorang tiran yang mengebiri kebebasan dan membunuh orang-orang yang membantunya naik ke kekuasaan yang dicurigai berpotensi merebut tahtanya.






10. Dinasti Qing (1644 - 1911) - Nurhaci


Nurhaci (21 Februari 1559 – 30 September 1626) merupakan seorang kepala suku bangsa Manchu yang terkenal, berasal dari keluarga marga Aisin Gioro. Dia memimpin dari tahun 1616 hingga meninggal pada tahun 1626. Nurhaci yang merupakan seorang pemimpin yang gigih berusaha dan tekun dalam mencapai sesuatu tujuan. Pada tahun 1618, Nurhaci menyerang wilayah Dinasti Ming dan berhasil menguasai Liaoning. Nurhaci berhasil mengalahkan tentara Ming dan pada tahun 1626, Nurhaci meninggal dunia dan diganti oleh anaknya yaitu Huang Taiji yang kemudian mendirikan Dinasti Qing pada tahun 1644. Walaupun sebenarnya Dinasti Qing didirkan oleh Huang Taiji, akan tetapi Huang mengklaim kepada dunia bahwa ayahnya, Nurhaci merupakan kaisar pertama Dinasti Qing.






10 Prajurit Wanita Terhebat Sepanjang Sejarah

Nggak hanya pria, wanitapun bisa memimpin pasukan dimedan perang
1. Artemisia, Queen from Halicarnassus


Artemisia, adalah seorang legenda abadi dan teladan bagi para wanita Persia. Nama "Artemisia" berarti: "Penutur kebenaran."


Ia diangkat menjadi penguasa di Halicarnassius (sebuah negara Kota Yunani yang ditaklukan menjadi koloni Kekaisaran Persia). Memerintah di bawah kekuasaan Kaisar Persia Xerxes I (Kheshayar Shah). Dia adalah seorang Laksamana legendaris pemimpin Angkatan Laut Persia. Seorang wanita kuat, mandiri dan cerdas yang memenangkan banyak pertempuran selama era Dinasti Achaemnid.


Ketika Raja Xerxes pergi berperang melawan Yunani pada 480 SM, Artemisia mendukungnya dengan kapal-kapal yang kuat dan membantu Xerxes mengalahkan Yunani pada pertempuran laut di Salamis. Orang Yunani menawarkan hadiah 10.000 drachma untuk kepala Artemisia, tapi tidak ada yang berhasil. Perlu diketahui bahwa saat itu, Persia adalah satu-satunya negara adidaya, sedangkan Yunani terdiri dari puluhan negara kota yang terpisah-pisah, masing-masing mempunyai otonomi sendiri.


2. The Trung Sisters, Vietnam 1 M


Trung bersaudara, merupakan pemimpin militer vietnam dengan ciri khas menunggangi gajah, yang mengatur pengusiran penjajah China, telah bercokol selama lebih dari tiga tahun.


Mereka dilahirkan dalam era pejajahan China di vietnam selama 2000 tahun. Setelah memerangi unit-unit kecil pasukan China di desa, mereka kemudian mengumpulkan dan menyusun pasukan yang kebanyakan anggotanya adalah perempuan. terdiri dari 80.000 tentara pria dan wanita. Sebanyak 36 jenderal pasukan itu adalah wanita. Dalam hitungan bulan mereka berhasil memerangi pasukan China, dan membebaskan beberapa desa. mereka kemudian menjadi Ratu dari desa-desa dan berhasil menahaan segala serangan dari pihak China.

Sehingga pada akhirnya mereka (China) membentuk divisi legiun baru, salah satu caranya adalah bertempur tanpa menggunakan sehelai benang yang menempel dibadan mereka dengan harapan mengganggu konsentrasi pertahanan pasukan Trung bersaudara. Dan pasukan China berhasil mengalahkan pasukan Trung besaudara, sehingga mereka terdesak dan melakukan bunuh diri demi kehormatan mereka.

3. Queen Boudica, Revolusioner Inggris 30 M


Boudicca, adalah ratu dari suku Iceni Timur Inggris pada abad ke-1 Masehi dan memimpin pemberontakan besar melawan tentara Romawi yang ditakuti.



Kegaranganya menonjol ketika suaminya Prasutagus (Raja Iceni) Meninggal Dunia. Boudicca mengumpulkan tentara dan bergabung dengan suku-suku lain yang ingin menyingkirkan bangsa Romawi. Dia berhasil mengalahkan mereka dalam pertempuran besar di Colchester Dengan 100.000 Pasukannya. Karna ketakutan akan diri Boudicca bangsa romawi mundur.

Walaupun bangsa romawi sudah mundur, Boudicca mengejar serta membantai mereka layaknya Dewi Perang yang sedang menggila hingga London dan St. Albania berhasil ditaklukan.

4. Zenobia, Queen of Palymra 3M


Zenobia, Adalah Ratu yang memerintah Palymra, Syria, sekitar tahun 250 hingga 275 M. Berkuda, Bersenjata dan Berpakaian lengkap memimpin pasukan.

Ketika suaminya dibunuh, Ia mengambil kendali penuh kemiliteran. Memperluas wilayah ke Palestina, Lebanon, Egypt dan Syria. Memutus imporisasi gandum ke Roma yang kala itu sedang menjajah Syria. Membuat masalah serius untuk kerajaan Roma. Ia menghancurkan pemerintahan Kaisar Claudius legiun Roma sangat telak sehingga mereka mundur dari kawasan Asia, Arabia, Armenia, dan Persia bahkan menggabungkan diri dan kemudian Zenobia mendeklarasikan dirinya sebagai Ratu Mesir atas dasar garis keturunannya. Berbeda dengan Cleopatra, Cleopatra adalah Ratu Mesir yang bersedia menjual diri kepada Kaisar-kaisar Romawi, sedangkan Ratu Zenobia adalah Ratu Syria yang berhasil membebaskan negerinya dari penjajahan Romawi dan Asia Kecil.


Rumor mengatakan Zenobia berakhir ditangkap dengan rantai emas dan dieksekusi bersama 9 ratu bawahannya. Tidak ada yang tahu pasti, namun Legenda ini tetap hidup


5. Tomoe Gozen, Samurai Warrior 1157-1247


Tomoe Gozen, Adalah Legenda Onna Musha (Prajurit Wanita) paling terkenal. Prajurit Legendaris sepanjang masa dalam dunia per-samuraian jepang.
Tak ada yang menggambarkannya lebih baik dari sebuah kutipan dari The Tale of the Heike [Heike Monogatari] yang terkenal, yaitu cerita epik dari Perang Genpei [1180-1185]

Tomoe sangat cantik, dengan kulit putih, rambut panjang, dan berbagai kelebihan menarik lainnya. Ia juga seorang pemanah yang sangat kuat, dan sebagai ahli pedang ia adalah seorang pejuang yang bisa disetarakan dengan seribu orang, siap untuk menghadapi setan atau dewa, mengendarai kuda atau berjalan kaki.





Tomoe Gozen banyak memenggal kepala, banyak membantai, dan pensiun untuk hidup tenang menjadi seorang biarawati. No wonder she is remembered as a "warrior worth one thousand."


6. Tamara King of Georgia, She's "King" Not "Queen"



Tamar, atau ada juga yang memanggilnya Tamara, adalah anak dari Raja Goergia III, pemegang tahta Kerajaan Georgia. Sang ayah mendeklarasikan Tamara sebagai asisten dan menunjuk Tamara sebagai penerus tahta,

Setelah kematian ayahnya, Tamara pun menggantikan sang ayah, dan mendapat julukan “raja dari segala raja, dan ratu dari segala ratu”, (yap Tamara adalah seorang "raja" bukan "ratu") dari rakyatnya. Masa pemerintahan Tamara adalah masa kegemilangan Kerajaan Georgia (Golden Age of Georgian History).

Hampir setiap penyerangan dan perluasan wilayah berhasil dilakukan, Tamara secara langsung turun sebagai panglima perang, tidak sebagai pembuat strategi saja. Dan mengalami peningkatan politik, sosial, ekonomi, dan budaya, yang signifikan. Pada tahun 1201-1203, kerajaan Georgia mengambil dan mencaplok ibukota Armenia, Ani dan Dvin. Pada tahun 1204, tentara Tamara menundukan Kota Kars dan Tamara membantu didirikannya Kerajaan Trebizon yang terletak di bagian selatan pesisir Laut Mati (sekarang Kota Turki). Tamara meninggal pada tahun 1213.


7. Joan of Arc, Saint Of France 1412-1431


Joan of Arc atau Jeanne D' Arc, adalah seorang wanita penting dalam sejarah Perancis. Kemenangan besarnya dalam perang Seratus Tahun membuatnya menjadi salah satu tokoh berpengaruh dalam sejarah manusia. Keberhasilannya memimpin pasukan Perancis membuat Inggris terpaksa menelan kegagalan dalam usahanya menginvasi dan merebut Perancis.


Konon, Joan kecil (13 Tahun) Mulai mendapatkan bisikan dari roh kudus dan malaikat. Suara-suara mengatakan bahwa itu adalah takdir dia untuk membebaskan negaranya dari Inggris. Joan tumbuh menjadi ahli strategis yang akurat. Menurut pengakuan Joan, ia menerima ilham dalam bentuk bisikan-bisikan suara dari orang kudus yang memberinya informasi tentang lokasi pasukan Inggris. Ia kemudian memberitahu raja Perancis agar memberikannya pasukan untuk melakukan penyergapan di lokasi yang diberitahukan oleh suara-suara kudus tersebut kepadanya. dan secara perlahan-lahan mengusir kependudukan Inggris dari wilayah Perancis.




Joan of Arc dianggap menggunakan kekuatan sihir untuk membantunya mengetahui kekuatan musuh dan secara tidak langsung mendapatkan posisi penting di Perancis. Seperti layaknya penyihir-penyihir lain, ia kemudian dieksekusi dengan dibakar di atas tiang pancang pada umur 19 Tahun.


8. Agustin de Aragon, Civilian Rebel 1786 - 1857


Agustina de Aragón, adalah seorang pahlawan Spanyol yang membela Spanyol selama Perang Kemerdekaan Spanyol, pertama sebagai seorang sipil dan kemudian sebagai petugas profesional di Angkatan Darat Spanyol.



Tokoh yang berperan penting dalam kemerdekaan Spanyol ini pernah ditangkap dan dipenjara di Prancis dengan tingkat keamanan tertingginya. Tapi entah dengan cara apa, dia dapat meloloskan diri dan melanjutkan perjuangan bersama gerilya Spanyol. Ia adalah salah satu pahlawan yang paling dikagumi di Spanyol sampai saat ini.


9. Cut Nyak Dien, Wanita Perkasa Aceh 1848 - 1908


Cut Nyak Dien, wanita Aceh yang lahir pada tahun 1848 ini adalah salah satu prajurit wanita terbaik yang pernah dimiliki oleh Aceh dan Negara Indonesia. Ia bersama suaminya, Teuku Umar berjuang bersama rakyat Aceh lainya untuk mengusir kependudukan belanda dari tanah Aceh.




Setelah suaminya, Teuku Umar meninggal, ia memilih melanjutkan perjuangan bersenjata dengan pilihan : hidup atau mati di hutan belantara daripada menyerah kepada Belanda. Ia selalu gigih dalam mengumandangkan kata kebebasan bagi rakyat aceh. Bahkan di usia tuanya, ia tetap berjuang melawan Belanda walaupun hanya dengan kobaran semangatnya.





“… selama aku masih hidup, masih berdaya, perang suci melawan kafir ini kuteruskan …” 

-bagian sumpah Cut Nyak Dien sepeninggal suaminya.


10. Laksamana Malahayati


Malahayati, adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Nama aslinya adalah Keumalahayati. Ayah Keumalahayati bernama Laksamana Mahmud Syah. Kakeknya dari garis ayahnya adalah Laksamana Muhammad Said Syah putra dari Sultan Salahuddin Syah yang memerintah sekitar tahun 1530-1539 M. Adapun Sultan Salahuddin Syah adalah putra dari Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513-1530 M), yang merupakan pendiri Kerajaan Aceh Darussalam.
Pada tahun 1585-1604, memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV.

Malahayati memimpin 2.000 orang pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah tewas) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda tanggal 11 September 1599 sekaligus membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal, dan mendapat gelar Laksamana untuk keberaniannya ini, sehingga ia kemudian lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati.



SUMBER : kaskus.co.id from joursydney