Ini dia Makna 12 Bulan dalam Kalender Islam


     Sistem penanggalan islam ini didasarkan atas peredaran bulan mengelilingi bumi dan disebut sistem penanggalan kamariah. nah ternyata semua bulan ini ada makna dan sejarahnya masing-masing, mari disimak..

Penanggalan Islam pada stampel di King Khaled Airport
1. Muharram
Bulan pertama yaitu muharram (diharamkan). Dinamakan demikian karena pada bulan itu diharamkan untuk berperang atau menumpahkan darah. Namun ketika islam datang, larangan ini dicabut.

2. Safar
Bulan kedua dinamai safar (kosong atau kuning). Dinamakan demikian karena pada bulan kedua ini dahulu semua laki-laki bangsa arab meninggalkan rumah, ada yang pergi perang, berniaga, atau mengembara sehingga runah-rumah kosong ditinggal kaum laki-laki

3. Rabiul awal
Bulan ketiga dinamai rabiul awal (pertama menetap). dinamakan demikian karena pada bulan ini semua laki-laki yang tadinya meninggalkan rumah sudah kembali berada di rumah masing-masing.

4. Rabiul akhir
Bulan keempat dinamai rabiul akhir (menetap yang kedua atau penghabisan). dinamakan demikian karena semua lelaki yang meninggalkan rumah telah kembali menetap di rumah masing-masing untuk terakhir kalinya.

5. Jumadil awal
Bulan kelima dinamai jumadil awal (kekeringan pertama). dinamakan demikian karena bulan ini dahulu orang arab mengalami kekeringan.

6. Jumadil akhir
Bulan keenam dinamai jumadil akhir (kekeringan kedua atau penghabisan). 

7. Rajab
Bulan ketujuh dinamakan rajab (mulia). Orang arab dahulu memuliakan bulan ini dengan cara menyembelih anak unta yang pertama dari induknya. Qurban ini disebut Fara'a dan dilakukan pada tanggal 1 rajab. Pada tanggal 10 rajab disembelih lagi anak unta, tetapi tidak mesti anak unta pertama. Penyembelihan qurban ini disebut 'Atirah. Kebiasaan ini kemudian dihapuskan oleh ajaran islam.

8. Sya'ban
Bulan kedelapan dinamakan sya'ban (berserak-serak). Dinamakan demikian karena pada bulan ini masyarakat arab dahulu bertebaran pergi ke lembah-lembah dan oase-oase mencari air. Pada waktu terjadi musim kering sehingga mereka dilanda kesulitan air

9. Ramadhan
Bulan kesembilan dinamakan ramadhan (panas sangat terik atau terbakar). Dinamakan demikian karena pada bulan ini dahulu cuacanya sangat panas. Jika orang berjalan tanpa alas kaki, telapak kaki terasa terbakar. Pada jaman islam, arti kata terbakar itu dimaksudkan sebagai pembakar dosa bagi orang yang melakukan puasa di bulan ramadhan.

10. Syawal
Bulan kesepuluh dinamakan syawal (naik). Dinamakan demikian karena pada bulan ini dahulu orang arab mempunyai kebiasaan naik unta. Pinggul unta dipikul sehingga ekor unta menjadi naik. Pada masa islam, syawal diartikan sebagai naik atau peningkatan amal kebajikan setelah sebelumnya dilatih selama sebulan dengan berpuasa ramadhan.

11. Zulkaidah
Bulan kesebelas dinamakan zulkaidah (yang empunya duduk). Dinamakan demikian karena pada bulan ini dahulu orang arab mempunyai kebiasaan duduk-duduk di rumah, tidak bepergian atau mengadakan perjalanan.

12. Zulhijah
Bulan keduabelas dinamakan zulhijah (yang empunya haji). Ibadah haji sebenarnya sudah dilaksanakan sejak Nabi Adam AS dan semua nabi-nabi sebelum rasulullah SAW walaupun tata cara ibadah haji mereka tidak diketahui secara pasti. Bahkan orang arab jahiliyah juga melaksanakan ibadah haji dengan tata cara yang tentu saja berbeda dengan pratek ibadah haji dalam islam.

Sumber: Gayo, Iwan. Buku Pintar Haji dan Umrah. 2004. Jakarta:Pustaka Warga Negara

5 Faktor Penyebab Kemunduran dan Keruntuhan Kerajaan Majapahit

Mengapa kerajaan terbesar di nusantara ini bisa runtuh? nah inilah faktor-faktor penyebab keruntuhanya


1. Perang Paregreg


Ilustrasi Perang Paregreg (jejaknusantara.com)
     Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389, Majapahit memasuki masa kemunduran akibat konflik perebutan takhta. Pewaris Hayam Wuruk adalah putri mahkota Kusumawardhani, yang menikahi sepupunya sendiri, pangeran Wikramawardhana. Hayam Wuruk juga memiliki seorang putra dari selirnya Wirabhumi yang juga menuntut haknya atas takhta. 

     Perang saudara yang disebut Perang Paregreg diperkirakan terjadi pada tahun 1405-1406, antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Perang ini akhirnya dimenangi Wikramawardhana, semetara Wirabhumi ditangkap dan kemudian dipancung. Tampaknya perang saudara ini melemahkan kendali Majapahit atas daerah-daerah taklukannya di seberang.

2. Tidak adanya negarawan yang tangguh setelah sepeninggal Hayam Wuruk dan Gadjah Mada seyang dapat mempertahankan kesatuan wilayah yang sangat luas. 

Gadjah Mada

3. Sistem pemerintahan yang mirip serikat dan memberikan otonomi kepada daerah menyebabkan banyak daerah-daerah yang melepaskan diri.

4. Faktor Ekonomi

     Majapahit dulu dapat menyatukan daerah pertanian dan bandar-bandar, setelah ada ekspedisi china, bandar-bandar lebih suka langsung berhubungan dengan luar negeri. Bandar lebih demokratis, berusaha melepaskan diri dari majapahit.

5. Pengaruh Perkembangan Islam

Raden Patah (nur-asysyahadatain.blogspot.com)
     Dengan jatuhnya Daha yang dihancurkan oleh Demak pada tahun 1527, kekuatan kerajaan Islam pada awal abad ke-16 akhirnya mengalahkan sisa kerajaan Majapahit. Demak dibawah pemerintahan Raden Patah, diakui sebagai penerus kerajaan Majapahit. Menurut Babad Tanah Jawi dan tradisi Demak, legitimasi Raden Patah karena ia adalah putra raja Majapahit Brawijaya V dengan seorang putri China.

     Karena faktor-faktor diatas, sedikit demi sedikit akhirnya Kerajaan Majapahit Runtuh. Waktu berakhirnya Kemaharajaan Majapahit berkisar pada kurun waktu tahun 1478 (tahun 1400 saka, berakhirnya abad dianggap sebagai waktu lazim pergantian dinasti dan berakhirnya suatu pemerintahan) hingga tahun 1527.

Sumber: id.wikipedia.org dan Materi Pelatihan Terintegrasi Pengetahuann Sosial-Departemen Pendidikan Nasional

Berburu Pasar Tradisional di Kota Metropolitan, Jakarta


     Jakarta yang merupakan kota metropolitan terbesar di Indonesia, bahkan salah satu terbesar di dunia ini memang identik dengan kehidupan modern, dan salah satu yang jadi korban adalah pasar tradisional ini, sungguh malang memang, mereka tergusur oleh gedung-gedung mall dan minimarket yang muncul bak jamur di musim hujan. Tapi ternyata masih banyak juga pasar tradisional yang mampu bertahan, ayo kita berburu sambil berkeliling kota jakarta!

1. Jakarta Pusat

Pasar Mobil Kemayoran (infousahaanda.wordpress.com)
Pasar Cikini (ceritaelkaje.wordpress.com)
     Di wilayah Jakarta Pusat ini banyak tempat yang menawarkan barang-barang secara khusus. Sebut saja seperti Pasar Mobil Kemayoran yang menjual mobil-mobil bekas. Juga Pasar Palmerah, atrium senen serta pusat suku cadang senen yang semuanya merupakan pusat penjualan suku cadang kendaraan roda empat. Juga ada Pasar Cikini yang banyak menjual barang-barang kerajinan rotan. Dan tidak ketinggalan pula pasar baru yang menyediakan bahan-bahan tekstil.

2. Jakarta Selatan

Pasar Minggu (akumassa.org)
Pasar Cipete (newjayamotorbmw.blogspot.com)
     Seperti di kawasan Jakarta Pusat, Jakarta Selatan juga mempunyai Pasar Cipete yang merupakan pusat suku cadang kendaraan roda empat. Ada juga Pasar Rumput yang khusus menjual wastafel dan kakus bekas. Bagi penggemar buah-buahan, Pasar Minggu adalah pilihan yang tepat untuk mendapatkan aneka buah dan sayur segar.

3. Jakarta Utara

Pasar Pelelangan Ikan Muara Angke (www.journoliberta.com)
     Daerah utara dikenal dengan pantainya, maka tak heran bila di kawasan ini terdapat tiga pasar ikan, Pasar Ikan Muara Baru, Pasar Ikan Muara Angke, serta Pasar Ikan Penjaringan yang merupakan pasar ikan tertua di Jakarta. Juga ada Pasar Pagi yang menjadi pusat fashion, tekstil, sepatu, stationary, dan mainan.

4. Jakarta Barat

Pasar Bunga Rawa Belong (jakarta.panduanwisata.id)
Pasar Asem Reges (jakarta.bisnis.com)
     Di kawasan Jakarta barat, terdapat pasar-pasar tradisional yang juga memiliki ciri khas sebagaimana pasar tradisional lainya, seperti Pasar Asem Reges yang dikenal dengan spare part harga murahnya dan Pasar Rawa Belong yang menjadi pusat berbagai jenis bunga.

5. Jakarta Timur

Pasar Jatinegara (www.tribunnews.com)
Pasar Kramat Jati (lazuardi-birru.blogspot.com)
     Salah satu pasar tradisional yang ada di jakarta timur Pasar Jatinegara. Pasar ini dahulu bernama Mester Passer (Pasar Mester) dan pasar ini di lalui oleh Trem Batavia. Pasar ini juga disebut Pasar Kamis karena dahulu pasar ini dibuka setiap hari kamis. Selain itu terdapat pula Pasar Kramatjati yang terkenal dengan bergunng-gunung sayur-mayurnya.

     Wah ternyata banyak juga ya pasar tradisional di jakarta, dan tidak semuanya berbau ''tradisional'' karena banyak juga yang ternyata sudah berupa pasar yang modern. Buat warga Jakarta dan sekitarnya, ayo sekali-kali ke pasar tradisional, gak ada salahnya kan membeli langsung dari warga yang memang butuh banget uang buat menafkahi keluarganya. Sekian ya :)

Sumber: Dinas Pariwisata DKI Jakarta dan wikipedia.org

10 Hal ''you must know'' tentang Islam dan Jazirah Arab


     Udah lama banget nih gak posting artikel, maklum dulu waktu SMA masih banyak waktu luang, sekarang kuliah baru semester 1 aja udah babak belur gini haha. Langsung simak aja ya artikelnya daripada admin ga jelas gini..


1. Ketika mencabut nyawa orang yang beriman, malaikat israil berlaku lemah embut. Ia mengucapkan salam lalu mengatakan, ''janganlah kamu bersedih! Masuklah ke dalam surga! Kamu akan mendapatkan segala sesuatu yang kamu inginkan''.

2. Zakat fitrah mulai diwajibkan pada tahun kedua Hijriah, tahun diwajibkanya puasa Ramadhan. Zakat fitrah bertujuan menyucikan orang yang berpuasa dari ucapan kotor dan perbuatan yang tidak berguna dan memberi makan pada orang miskin.

www.konsultasisyariah.com
3. Burdah adalah pakaian semacam jilbab yang dikenakan oleh laki-laki bangsa Arab. Burdah ini disebut juga dengan jubah. Burdah digunakan sebagai pakaian kebesaran atau untuk melindungi badan dari suhu udara dan debu padang pasir.

4. Al Farisi adalah seorang ilmuwan di bidang astronomi. Beliau adalah orang pertama yang membuat astrolabe, sebuah alat untuk pengukur ketinggian benda-benda langit.

Sebuah Astrolabe (en.wikipedia.org)
5. Jabir bin Hayyan merupakan seorang ilmuwan dalam bidang kimia. Ia mengemukakan teori bahwa emas dapat dibuat dari besi, timah, dan tembaga yang diberi tambahan zat-zat tertentu.

en.wikipedia.org
6. Salah satu keistimewaan Al-Quran adalah apabila dipelajari oleh orang yang biasa-biasa saja, isinya pun juga biasa-biasa saja. Akan tetapi, apabila dipelajari oleh kaum cendekiawan, akan ditemukan mutiara-mutiara ilmu pengetahuan yang sangat mengagumkan.

7. Giblatar adalah nama sebuah bukit karang di selatan Spanyol yang berasal dari kata Arab Jabal Tariq. Bukit itu merupakan tempat pendaratan pasukan islam yang dipimpin Tariq bin Ziyad untuk pertama kali-nya di spanyol. Giblatar juga digunakan sebagai nama selat dimana Tariq bin Ziyad menyebrang.

Giblatar modern ini (en.wikipedia.org)
8. Allah memang menjamin bahwa islam tidak akan lenyap dari muka bumi. Akan tetapi, tidak ada jaminan bahwa islam akan abadi di sebuah tempat. Sejarah membuktikan bahwa islam pernah mengakar kuat dan berjaya di Eropa, yaitu di Andalusia, Spanyol selama delapan abad. Namun, pada akhirnya islam menjadi golongan minoritas di Eropa.

Peta Wilayah Andalusia (en.wikipedia.org)
9. Malaikat penjaga neraka adalah malaikat yang kasar, yaitu yang tabiatnya kasar. Allah SWT mencabut dari hati mereka rasa kasih saying terhadap orang yang kafir. Yang keras adalah penampilan tubuh mereka yang keras dan mengerikan. Wajah mereka hitam dan taring-taring yang menakutkan. Mereka itulah para malaikat zabaniah.

10. Khusyuk merupakan kondisi mental dalambentuk pemusatan pikiran dan perhatian kepadaAallah SWT ketika melakukan ibadah. Kondisi demikian akan mempengaruhi kondisi jasmani. Diceritakan suatu ketika ali bin abi thalib terkena panah. Ia kemudian meminta panah tersebut dicabut ketika sedang shalat. Karena khusuknya, Ali bin Abi Thalib tidak merasakan sakit ketika panah itu dicabut.

Sumber: Haludhi, Khuslan.2004. Integrasi Budi Pekerti dalam Pendidikan Islam. Solo:TIga Serangkai

Perang Boshin - Perang Yang Mengubah Jepang Menjadi Negara Industri

Perang Besar yang ada di Jepang


Apa itu Perang Boshin

Perang Boshin (戊辰戦争 Boshin sensō, Perang Tahun Naga) adalah perang saudara di Jepang dari tahun 1868 hingga 1869 antara Keshogunan Tokugawa dan faksi yang ingin mengembalikan kekuasaan politik ke tangan kekaisaran. Perang berawal dari rasa tidak puas kalangan bangsawan dan samurai muda usia atas lunaknya kebijakan keshogunan terhadap orang asing. Aliansi samurai dari Jepang bagian selatan (Domain Choshu dan Satsuma) dan pejabat istana berhasil mengamankan istana kaisar dan memengaruhi Kaisar Meiji yang waktu itu masih belia. Shogun berkuasa, Tokugawa Yoshinobu menyadari posisinya yang lemah, dan menyerahkan kekuasaan politik ke tangan kaisar. Dengan demikian, Yoshinobu berharap kelangsungan klan Tokugawa dapat dipertahankan, dan berharap kelak bisa kembali ke pemerintahan. Pergerakan militer tentara kekaisaran membuat shogun Yoshinobu merasa terdesak. Ditambah kerusuhan yang dibuat simpatisan kekaisaran di Edo, serta perintah kaisar yang dipengaruhi faksi Domain Satsuma dan Choshu untuk membubarkan klan Tokugawa, operasi militer dilancarkan keshogunan untuk merebut istana kaisar di Kyoto. Pasukan faksi kekaisaran jauh lebih unggul dari pasukan keshogunan. Walaupun jumlahnya lebih sedikit, pasukan kekaisaran relatif modern. Setelah kalah dalam serangkaian pertempuran yang berakhir dengan jatuhnya Edo, Yoshinobu secara pribadi menyerah. Pasukan yang loyal kepada Tokugawa mundur ke bagian utara Pulau Honshu sebelum menyeberang ke Hokkaido dan membentuk Republik Ezo. Pendukung Tokugawa kehilangan benteng terakhir mereka setelah kalah dalam Pertempuran Hakodate. Kekuasaan atas seluruh Jepang kembali di tangan pihak kekaisaran, dan sekaligus menandai berakhirnya fase militer Restorasi Meiji.

Sekitar 12.000 orang terlibat dalam perang, dan 3.500 di antaranya tewas. Faksi kekaisaran yang menang memutuskan untuk tidak mengusir orang asing dari Jepang, melainkan mengadopsi kebijakan modernisasi dengan tujuan akhir negosiasi ulang Perjanjian Tidak Adil dengan pihak Barat. Berkat kegigihan Saigō Takamori yang memimpin faksi kekaisaran, pendukung Tokugawa diberi grasi, dan sejumlah mantan pemimpin keshogunan diberi jabatan baru dalam pemerintahan baru.

Perang Boshin menjadi bukti kemajuan modernisasi Jepang yang ketika itu baru saja selama 14 tahun membuka diri terhadap orang Barat. Keterlibatan pihak Barat, khususnya Britania Raya dan Perancis sangat memengaruhi situasi politik dalam negeri. Di kemudian hari, perang ini sering didramatisasi, termasuk film produksi Amerika The Last Samurai.

PENYEBAB PECAHNYA PERANG

Kekecewaan terhadap keshogunan


Selama dua abad hingga 1854, Jepang menjalankan politik isolasi (sakoku) dan hanya berhubungan secara terbatas dengan negara asing, kecuali dengan Korea di Tsushima, Dinasti Qing di Kepulauan Ryukyu, dan Belanda di pos perdagangan Dejima. Pada 1854, kedatangan Komodor Perry memaksa Jepang membuka pintu terhadap perdagangan dengan negara-negara asing. Dibukanya isolasi Jepang memicu pesatnya perkembangan perdagangan luar negeri dan westernisasi. Akibat perjanjian tidak adil yang dibuat Jepang dengan Komodor Perry, Keshogunan Tokugawa mendapat tantangan dari berbagai kalangan di dalam negeri. Gerakan radikal anti-Barat timbul dalam bentuk slogan sonnō jōi ("dukung kaisar, usir orang barbar").

Kaisar Kōmei setuju dengan sentimen anti-Barat, dan mulai berperan aktif dalam urusan negara. Bagaikan mendapat kesempatan untuk lepas dari keshogunan, kaisar mengkritik keras berbagai perjanjian Jepang dengan dunia Barat dan ikut campur dalam urusan suksesi shogun. Usaha Kaisar Kōmei berpuncak dengan dikeluarkannya Dekrit Pengusiran Orang Barbar. Walaupun tidak berkeinginan melaksanakan dekrit tersebut, keshogunan menjadi sasaran kekerasan. Orang asing di Jepang juga menjadi sasaran kemarahan, termasuk insiden berdarah dengan berakhir dengan tewasnya pedagang Inggris bernama Charles Lennox Richardson. Kematian Richardson membuat keshogunan harus membayar ganti rugi sebesar 100 ribu poundsterling Inggris. Insiden lainnya termasuk ditembakinya kapal-kapal asing di Shimonoseki.

Sepanjang tahun 1864, kekuatan asing menanggapinya dengan pembalasan bersenjata, termasuk Bombardemen Kagoshima oleh tentara Inggris dan Bombardemen Shimonoseki oleh kekuatan multinasional. Pada bersamaan, tentara Domain Chōshū didukung ronin yang benci orang asing mengobarkan Pemberontakan Hamaguri untuk menguasai ibu kota kekaisaran di Kyoto. Namun pemberontakan berhasil dipadamkan pasukan yang dikirim Tokugawa Yoshinobu. Ketika itu, sikap istana dan pemimpin Domain Chōshū mulai melunak. Walaupun demikian, tahun berikutnya Keshogunan Tokugawa tidak dapat mengendalikan para daimyo yang melawan pemerintah pusat di Edo.


Bantuan Militer Asing


Walaupun Inggris sudah membombardir Kagoshima, Domain Satsuma tetap mendekati pihak Inggris, dan menerima bantuan untuk memodernisasi angkatan darat dan angkatan laut Domain Satsuma. Pedagang senjata asal Skotlandia, Thomas Blake Glover menjual kapal perang dan senjata kepada pihak domain yang berada di Jepang selatan. Penasihat militer Amerika dan Inggris yang umumnya terdiri dari mantan perwira, kemungkinan besar terlibat secara langsung dalam usaha militerisasi tersebut. Duta Besar Inggris Harry Smith Parkes mendukung kekuatan antikeshogunan dalam usahanya untuk mendirikan kekuasaan kaisar yang sah dan bersatu di Jepang, sekaligus menghentikan pengaruh Perancis di dalam keshogunan. Pada periode yang sama, pemimpin Jepang selatan seperti Saigō Takamori dari Satsuma, atau Itō Hirobumi dan Inoue Kaoru dari Chōshū menjalin hubungan pribadi dengan diplomat Inggris, khususnya Ernest Mason Satow.

Pihak keshogunan juga bersiap menghadapi konflik bersenjata dengan memodernisasi kekuatan militer. Sejalan kebijakan duta besar Parkes, Inggris sebagai mitra militer utama, tidak mau memberi bantuan lebih lanjut kepada keshogunan. Oleh karena itu, kekuatan militer Tokugawa hanya mengandalkan penasihat militer dari Perancis. Keshogunan merasa puas atas prestise tentara Napoleon III yang telah berjaya di Perang Krimea dan Perang Kemerdekaan Italia II. Keshogunan mengambil langkah-langkah penting menuju pembangunan militer yang modern dan kuat, termasuk angkatan laut yang berintikan delapan kapal perang bertenaga uap yang telah dibangun sejak beberapa tahun, dan menjadikan angkatan laut Jepang terkuat di Asia. Pada 1865, Jepang membangun arsenal angkatan laut yang pertama di Yokosuka. Perancangnya adalah insinyur Perancis bernama Léonce Verny. Misi Militer Perancis untuk Jepang tiba di Jepang, Januari 1867 untuk melakukan reorganisasi tentara keshogunan dan membentuk pasukan elit. Jepang memesan kapal bekas Amerika Serikat, kapal perang berlambung besi buatan Perancis, CSS Stonewall yang pernah dipakai dalam Perang Saudara Amerika. Amerika Serikat mulanya menolak untuk menyerahkan kapal CSS Stonewall karena pihak Barat sudah menyatakan sikap netralnya. Pihak militer kekaisaran berhasil memperoleh CSS Stonewall setelah sikap netral Barat dicabut. Kapal tersebut dipakai dalam pertempuran di Hakodate dengan nama Kōtetsu.

Kudeta (1866–1868)



Setelah terjadi kudeta di Chōshū dan kekuasaan kembali ke tangan faksi radikal antikeshogunan, keshogunan mengumumkan niat untuk memulai ekspedisi menaklukkan Domain Chōshū yang dianggap membangkang. Ancaman ini berakibat pada dijalinnya aliansi rahasia antara Domain Chōshū dan Domain Satsuma. Pada akhir tahun 1866 terjadi perubahan besar dalam peta politik setelah wafatnya shogun Tokugawa Iemochi yang disusul mangkatnya Kaisar Kōmei. Sebagai pengganti, Tokugawa Yoshinobu diangkat sebagai shogun, dan Kaisar Meiji naik tahta. Perkembangan baru tersebut membuat "gencatan senjata tidak dapat dihindari." Pada 9 November 1867, perintah rahasia dikeluarkan oleh Domain Satsuma dan Chōshū atas nama Kaisar Meiji untuk membunuh shogun Yoshinobu. Atas usulan daimyo Tosa, Yoshinobu sudah lebih dulu mengundurkan diri dan mengembalikan kekuasaan kepada kaisar, dan setuju dirinya dijadikan "sarana untuk melaksanakan" perintah kaisar. Peristiwa ini menandai berakhirnya Keshogunan Tokugawa.

Walaupun Yoshinobu sudah mengundurkan diri dan jabatan tingkat atas dalam pemerintahan menjadi kosong, anak buahnya tetap menjalankan tugas seperti biasa. Pemerintah keshogunan, khususnya keluarga Tokugawa, tetap merupakan kekuatan utama dalam sistem politik, dan masih memegang kekuasaan eksekutif. Keadaan ini tidak dapat ditolerir kalangan garis keras dari Satsuma dan Chōshū. Peristiwa penting terjadi pada 3 Januari 1868 ketika faksi garis keras mengambil alih istana kaisar di Kyoto. Pada hari berikutnya, Kaisar Meiji yang waktu itu berusia 15 tahun mengumumkan kembalinya kekuasaan di tangan kaisar. Walaupun mayoritas dewan penasihat setuju dengan proklamasi resmi kekuasaan langsung di tangan istana, mereka cenderung mendukung kerja sama dengan keluarga Tokugawa di bawah konsep pemerintahan bersama. Saigō Takamori mengancam dewan agar menghapus jabatan shogun dan mengeluarkan perintah penyitaan tanah-tanah yang dimiliki Yoshinobu.

Walaupun awalnya setuju dengan permintaan-permintaan tersebut, Yoshinobu menyatakan bahwa "dirinya tidak akan terikat oleh proklamasi tentang Restorasi dan meminta pengadilan untuk membatalkannya." Pada 24 Januari, Yoshinobu menyatakan serangan terbuka atas Kyoto yang dikuasai tentara Satsuma dan Chōshū. Keputusan Yoshinobu dibalas dengan pembakaran bagian luar Istana Edo yang menjadi kediaman keluarga Tokugawa. Ronin asal Satsuma dituduhnya sebagai pelaku di balik peristiwa pembakaran karena pada hari itu mereka juga menyerang kantor-kantor pemerintah. Keesokan harinya tentara keshogunan membalas dengan menyerang rumah kediaman daimyo Satsuma di Edo. Dalam rumah kediaman tersebut berlindung sejumlah besar musuh keshogunan yang atas perintah Takamori membuat kerusuhan di Edo. Rumah kediaman daimyo Satsuma di Edo dibakar habis. Musuh keshogunan banyak yang terbunuh atau dieksekusi.


Perang terhebat yang ada di Jepang

AWAL PEPERANGAN

Konflik Terbuka Pertama


Pada 27 Januari 1868 terjadi bentrokan antara pasukan keshogunan dan pasukan Chōshū di Toba dan Fushimi yang merupakan gerbang pintu masuk selatan ke Kyoto. Sebagian dari 15.000 tentara keshogunan dilatih oleh penasihat militer Perancis, namun sebagian besar di antaranya masih samurai tradisional. Pasukan Chōshū dan Satsuma kalah dalam jumlah dengan perbandingan 1 lawan 3, namun membawa senjata modern seperti howitzer merek Armstrong, senapan Minié, dan beberapa senapan Gatling. Setelah awal pertempuran tidak bisa menentukan pihak yang unggul, panji-panji kekaisaran pada hari kedua diserahkan ke pasukan pembela istana. Salah seorang saudara kaisar yang bernama Ninnajinomiya Yoshiaki ditunjuk sebagai penjabat panglima tertinggi sehingga tentara Chōshū dan Satsuma secara resmi menjadi tentara kekaisaran (kan-gun). Selain itu, beberapa daimyo lokal yang hingga saat itu masih setia terhadap shogun mulai berada di pihak istana setelah dibujuk oleh para pejabat istana. Di antara daimyo yang membelot terdapat daimyo dari Domain Yodo (5 Februari), daimyo dari Domain Tsu (6 Februari). Hasilnya berupa kekuatan militer pihak istana menjadi lebih kuat.

Pada 7 Februari, Tokugawa Yoshinobu melarikan diri dari Osaka setelah tersudut dengan adanya persetujuan istana atas tindakan pihak Domain Satsuma dan Chōshū. Yoshinobu mundur ke Edo menumpang kapal Kaiyō Maru. Demoralisasi pasukan akibat larinya Yoshinobu dan membelotnya pasukan Domain Yodo dan Domain Tsu membuat pihak keshogunan mundur. Pertempuran Toba-Fushimi dinyatakan sebagai kemenangan pihak kekaisaran. Walaupun demikian, keunggulan pihak kekaisaran sering diperdebatkan, sebagian di antara sejarawan menganggap pihak keshogunan justru lebih unggul. Istana Osaka segera dikuasai pihak kekaisaran pada 8 Februari (1 Maret menurut kalender Gregorian). Pertempuran Toba-Fushimi secara resmi berakhir.

Pada 28 Januari 1868, pertempuran laut terjadi di Awa antara Angkatan Laut Keshogunan dan unsur-unsur Angkatan Laut Satsuma. Pertempuran Laut Awa merupakan pertempuran laut pertama yang memakai angkatan laut modern dalam sejarah Jepang. Pertempuran Awa berakhir dengan keunggulan Angkatan Laut Keshogunan.

Di meja diplomasi berlangsung pertemuan antarmenteri negara-negara asing pada awal Februari 1868 di pelabuhan Hyōgo (sekarang disebut Kobe). Mereka membicarakan nasib keshogunan sebagai pemerintah yang sah di Jepang. Selain itu, mereka berharap Tokugawa Yoshinobu yang didukung pemerintah asing (khususnya Perancis) mau menerima campur tangan mereka. Beberapa hari kemudian, utusan dari kekaisaran menemui para menteri dan menyatakan keshogunan sudah dibubarkan, pelabuhan-pelabuhan di Jepang terbuka sesuai perjanjian internasional, dan semua orang asing dilindungi. Para menteri akhirnya memutuskan untuk mengakui pemerintahan yang baru.

Bangkitnya sentimen antiasing menimbulkan tindakan kekerasan terhadap orang asing pada bulan-bulan berikutnya. Sebelas pelaut Perancis dari korvet Dupleix tewas oleh samurai Domain Tosa dalam Peristiwa Sakai 8 Maret 1868. Lima belas hari kemudian, Duta Besar Inggris Sir Harry Parkes diserang sekelompok samurai di Kyoto.

Pelarian ke Utara


Mulai bulan Februari, Duta Besar Perancis Léon Roches membantu penyusunan rencana menghentikan laju pasukan kekaisaran di Odawara yang merupakan gerbang masuk ke Edo. Rencana tersebut ditentang oleh Yoshinobu sehingga Léon Roches marah dan mengundurkan diri dari jabatannya. Pada awal Maret, di bawah usulan Harry Parkes seorang menteri Britania, negara-negara asing menandatangani perjanjian netralitas yang ketat. Negara-negara asing tidak dapat turut campur atau memberikan pasokan militer kepada pihak-pihak yang bertikai hingga konflik selesai.

Saigō Takamori memimpin pasukan kekaisaran di utara dan timur Jepang, dan menghancurkan kekuatan pasukan keshogunan di Pertempuran Kōshū-Katsunuma. Takamori akhirnya menyerah di Edo pada Mei 1868 setelah berunding tentang syarat-syarat penyerahan diri dengan Menteri Angkatan Darat Katsu Kaishu dari pihak keshogunan. Sejumlah kelompok pengikutnya terus bertahan setelah Takamori menyerahkan diri, namun mereka dikalahkan dalam Pertempuran Ueno.

Sementara itu, panglima Angkatan Laut Keshogunan, Enomoto Takeaki menolak untuk menyerahkan semua kapal-kapalnya. Ia hanya menyerahkan empat buah kapal (di antaranya Fujisan) sebelum melarikan diri ke utara bersama armada Angkatan Laut Keshogunan. Sejumlah 2.000 perwira dan pelaut ikut melarikan diri bersama armada kapal perang yang terdiri dari Kaiten, Banryū, Chiyodagata, Chōgei, Kaiyō Maru, Kanrin Maru, Mikaho, dan Shinsoku. Mereka berencana untuk melakukan serangan balasan dibantu daimyo asal Jepang utara. Takeaki ditemani oleh sejumlah penasihat militer Perancis, terutama Jules Brunet yang secara formal mengundurkan diri dari Dinas Ketentaraan Perancis untuk bergabung dengan para pemberontak.

Perlawanan Aliansi Utara


Setelah Shogun Yoshinobu menyerah, seluruh wilayah Jepang menerima kekuasaan kaisar, kecuali beberapa domain di Jepang Utara pendukung klan Aizu yang tetap membangkang. Pada bulan Mei, beberapa daimyo utara membentuk Aliansi Utara (Ouetsu Reppan Domei) yang berintikan kekuatan militer Domain Sendai, Domain Yonezawa, Domain Aizu, Domain Shonai, dan Domain Nagaoka. Aliansi Utara berkekuatan total sekitar 50.000 prajurit.[40] Pangeran Kitashirakawa Yoshihisa ikut melarikan diri ke utara bersama pendukung Keshogunan Tokugawa. Pangeran Yoshihisa ditunjuk sebagai Kepala Aliansi Utara dengan maksud mengangkatnya di kemudian hari sebagai "Kaisar Tobu".

Armada Enomoto bergabung di Pelabuhan Sendai pada 26 Agustus. Walaupun pasukan Aliansi Utara cukup banyak, mereka kurang peralatan dan masih bergantung pada teknik berperang tradisional. Sedikitnya peralatan modern memaksa mereka membuat meriam kayu yang diperkuat lilitan tali dengan batu sebagai proyektil. Meriam kayu hanya bisa menembak empat hingga lima kali sebelum pecah berantakan. Daimyo dari Nagaoka beruntung bisa memperoleh dua dari tiga senapan Gatling yang ada di Jepang, dan 2.000 pucuk senapan Perancis dari pedagang senjata Jerman bernama Henry Schnell.

Pada bulan Mei 1868, pasukan daimyo Nagaoka menyebabkan kerugian besar bagi pasukan kekaisaran dalam Pertempuran Hokuetsu, namun istana Nagaoka akhirnya jatuh pada 19 Mei 1868. Pasukan kekaisaran terus maju ke utara, mengalahkan Shinsengumi di Pertempuran Puncak Bonari. Kekalahan Shinsengumi dan membuka jalan bagi pasukan kekaisaran untuk menyerang kastil Aizu-Wakamatsu dalam Pertempuran Aizu pada bulan Oktober 1868, dan Sendai tidak dapat dipertahankan lagi.

Aliansi Utara tercerai-berai, dan armada Aliansi Utara melarikan diri ke Hokkaido pada 12 Oktober 1868. Dua kapal perang (Oe dan Hōō yang dipinjam Sendai dari keshogunan) ikut dibawa ke Hokkaido beserta tambahan 1.000 pasukan yang terdiri dari sisa-sisa tentara keshogunan di bawah pimpinan Otori Keisuke, pasukan Shinsengumi yang dipimpin Hijikata Toshizo, korps gerilya (yugekitai) pimpinan Hitomi Katsutarō, dan sejumlah penasihat militer Perancis (Fortant, Garde, Marlin, dan Bouffier).

Pada 26 Oktober 1868, Edo berganti nama menjadi Tokyo, dan zaman Meiji secara resmi dimulai. Aizu sudah dalam keadaan terkepung sejak bulan Oktober, dan menyebabkan bunuh diri massal samurai muda usia yang bergabung dalam Byakkotai. Setelah pertempuran berkepanjangan selama sebulan, Aizu jatuh pada 6 November 1868.


PERLAWANAN DARI HOKKAIDO

Pembentukan Republik Ezo


Enomoto Takeaki melarikan diri ke Hokkaido bersama angkatan laut keshogunan dan sejumlah penasihat militer Perancis. Di Hokkaido, mereka memproklamasikan pemerintah negara Hokkaido yang merdeka. Secara resmi Republik Ezo didirikan pada 25 Desember 1868 dengan mengikuti Amerika Serikat sebagai model. Enomoto dilantik sebagai presiden berdasarkan suara mayoritas. Republik Ezo berusaha meyakinkan perwakilan negara-negara asing di Hakodate, seperti Amerika Serikat, Perancis, dan Kekaisaran Rusia, namun tidak ada pengakuan atau dukungan internasional. Enomoto mengajukan usul untuk memberikan wilayahnya kepada Keshogunan Tokugawa di bawah kekuasaan kaisar, namun usulannya ditolak oleh Dewan Pemerintahan Kekaisaran.

Sepanjang musim dingin, mereka memperkuat pertahanan di sekeliling semenanjung selatan Hakodate. Benteng baru di Goryokaku merupakan pusat pertahanan Republik Ezo. Pasukan berada di bawah komando Perancis-Jepang. Panglima Otori Keisuke dibantu oleh kapten Perancis bernama Jules Brunet. Tentara Republik Ezo terdiri dari 4 brigade, dan masing-masing brigade dipimpin oleh opsir Perancis: Fortant, Marlin, Cazeneuve, dan Bouffier.

Perlawanan Terakhir


Angkatan Laut Kekaisaran tiba di Pelabuhan Miyako pada 20 Maret 1869, namun kedatangan mereka sudah dinanti-nanti oleh tentara Republik Ezo. Para pemberontak menyusun strategi untuk merampas kapal tempur Jepang Kotetsu. Di bawah pimpinan komandan Shinsengumi bernama Hijikata Toshizo, tiga kapal perang dikirim untuk melakukan serangan mendadak. Peristiwa ini disebut Pertempuran Teluk Miyako yang berakhir dengan kegagalan pihak pemberontak. Cuaca buruk, kerusakan mesin, dan penggunaan senapan Gatling oleh pasukan kekaisaran sangat menyulitkan pihak penyerang yang terdiri dari para samurai.

Pihak kekaisaran pada bulan April 1869 mengirimkan armada angkatan laut dan 7000 prajurit infanteri ke Ezo, dan memulai Pertempuran Hakodate. Pasukan kekaisaran maju dengan lancar dan memenangi Pertempuran Laut Hakodate. Pertempuran laut di Teluk Hakodate merupakan pertempuran laut pertama dalam skala besar di Jepang yang melibatkan angkatan laut modern. Benteng di Goryokaku yang dipertahankan hanya oleh 800 prajurit dalam keadaan terkepung. Setelah situasi makin memburuk, para penasihat militer Perancis melarikan diri dengan kapal Coëtlogon yang telah siap sedia di Teluk Hakodate. Di bawah komando Dupetit-Thouars, mereka pulang ke Perancis setelah sebelumnya singgah di Yokohama. Pemerintah Jepang meminta penasihat militer Perancis untuk diadili di Perancis. Namun ternyata jasa-jasa mereka diakui di Perancis sehingga mereka bebas dari hukum.

Enomoto berniat untuk bertempur hingga mati. Barang-barang berharga diberikannya kepada musuh untuk disimpan. namun Otori berhasil meyakinkan Enomoto untuk menyerah. Menurut Otori, tetap hidup dalam kekalahan adalah cara yang paling berani, "Kalau mau mati, kamu kapan saja bisa." Enomoto menyerah pada tanggal 18 Mei 1869, dan mengakui kekuasaan Kaisar Meiji. Republik Ezo berakhir pada 27 Juni 1869.


SEUSAI PERANG


Kediaman kaisar dipindahkan dari Kyoto ke Tokyo pada akhir 1868. Sistem prefektur menggantikan sistem domain pada tahun 1871. Prefektur dipimpin oleh gubernur yang diangkat oleh kaisar. Kelas samurai dihapus dan para mantan samurai dipekerjakan sebagai pegawai administrasi atau pengusaha, namun sebagian di antaranya menjadi orang miskin. Pejabat dari Domain Satsuma, Chōshū, dan Tosa diberi kedudukan tinggi dalam pemerintahan karena dianggap berjasa. Mereka menjadi bagian dari kelas penguasa baru yang disebut oligarki Meiji dan diformalisasikan dalam bentuk genrō.

Sejumlah pendukung mantan shogun dipenjara, namun tidak dihukum mati. Pemberian grasi kepada mereka merupakan hasil dari kerja keras Saigō Takamori dan Iwakura Tomomi, serta saran Harry Smith Parkes. Menurut Ernest Satow, Parkes berkata kepada Saigō, "soal kerasnya tindakan terhadap Keiki [Yoshinobu] dan pendukungnya, khususnya dalam cara hukuman, dapat merugikan reputasi pemerintah baru dalam opini negara-negara Eropa." Setelah dua hingga tiga tahun dipenjara, sebagian dari mereka diundang untuk bekerja dalam pemerintahan yang baru. Beberapa di antaranya menjadi pejabat tinggi. Enomoto Takeaki misalnya, di kumudian hari bertugas sebagai duta Jepang untuk Rusia dan Cina, serta menteri pendidikan.

Pihak kekaisaran tidak jadi mengusir orang asing dari Jepang, melainan beralih ke modernisasi negeri dan melakukan negosiasi ulang perjanjian tidak adil dengan kekuatan asing. Perubahan kebijakan terhadap orang asing terjadi pada awal Perang Boshin. Pada 8 April 1868, papan-papan pengumuman baru dipasang di Kyoto (dan kemudian di seluruh negeri) yang secara khusus melarang kekerasan terhadap orang asing. Semasa Perang Boshin, Kaisar Meiji secara pribadi menerima delegasi dari Europa, pertama di Kyoto, dan kemudian di Osaka dan Tokyo. Kaisar Meiji juga secara tidak diduga-duga di Tokyo menerima kunjungan Alfred, Duke dari Edinburgh.

Pada zaman Meiji, selain dengan Perancis, hubungan luar negeri Jepang dengan negara-negara asing mulai membaik. Misi militer kedua Perancis diundang ke Jepang pada tahun 1873, dan misi militer ketiga pada tahun 1884. Hubungan tingkat tinggi dengan Perancis pulih pada tahun 1886 ditandai dengan ikut sertanya insinyur angkatan laut Louis-Émile Bertin dalam membangun armada Angkatan Laut Kekaisaran Jepang.

Setelah bertahta, Kaisar Meiji mengeluarkan Sumpah Tertulis Lima Pasal yang isinya berupa seruan pembentukan dewan musyawarah, kesempatan untuk berusaha bagi rakyat, penghapusan semua kebijakan lama yang buruk, dan mencari ilmu hingga ke ujung dunia untuk memperkuat kekuasaan kaisar. Pembaruan selama reformasi Meiji berpuncak dengan dikeluarkannya Konstitusi Meiji pada tahun 1889. Walaupun sudah diberi kemudahan oleh istana, sebagian dari mantan samurai menganggap reformasi Meiji hanya merugikan kepentingan mereka, termasuk akibat dibentuknya tentara dari prajurit orang biasa, kehilangan prestise yang sudah turun-temurun, dan penghasilan. Ketidakpuasan mantan samurai berpuncak pada Pemberontakan Saga 1874 dan pemberontakan Chōshū tahun 1876. Mantan samurai Satsuma di bawah pimpinan Saigō Takamori memulai Pemberontakan Satsuma pada tahun 1877. Sebelumnya Saigō mundur dari pemerintahan akibat perbedaan pendapat. Pemberontakan Satsuma menuntut dikembalikannya kelas samurai dan pemerintahan yang lebih bermoral. Slogan mereka, "pemerintah baru, moral tinggi" (新政厚徳 shinsei kōtoku). Pemberontakan Satsuma berakhir dengan kekalahan total pihak pemberontak dalam Pertempuran Shiroyama.



SUMBER:
  • http://google.co.id
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Boshin
  • http://en.wikipedia.org/wiki/Boshin_War
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Restorasi_Meiji
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Saig%C5%8D_Takamori
  • http://www.totalwar.com/en_au/shogun-2-gold
  • Creative Assembly, Total War Shogun II: Fall of the Samurai

Periode Migrasi Bangsa Barbar Eropa

Bangsa Barbar dari Eropa


Periode Migrasi, juga dikenal sebagai periode invasi bangsa barbar atau sebagai Völkerwanderung ("migrasi masyarakat" dalam bahasa Jerman), adalah periode migrasi manusia intensif di Eropa dari sekitar tahun 376-800 selama transisi dari Akhir Zaman Klasik ke awal Abad Pertengahan. Periode ini ditandai dengan perubahan besar baik di dalam Kekaisaran Romawi dan di luar "perbatasan barbar". Para migran yang datang pertama adalah suku-suku Jermanik seperti Goth, Vandal, Anglia, Saxon, Lombardi, Suebi, Frisia dan Frank; mereka kemudian didorong ke arah barat oleh bangsa Hun (oleh Attila), Avar, Slavia, Bulgar dan Alans. Kemudian migrasi (seperti penaklukan Arab dan Viking, Norman, Hungaria, Moor, Turki, dan invasi Mongol) juga memiliki efek signifikan (terutama di Afrika Utara, semenanjung Iberia, Anatolia dan Eropa Tengah dan Timur); Namun, mereka berada di luar lingkup Periode Migrasi.

Kronologi

Asal suku-suku Jermanik 

Bangsa Jerman pindah dari Skandinavia selatan dan Jerman ke tanah yang berbatasan antara Elbe dan Oder setelah tahun 1000 SM. Gelombang pertama kali pindah ke arah barat dan selatan (mendorong bangsa Keltik ke barat sungai Rhine sekitar tahun 200 SM) dan pindah ke Jerman selatan hingga provinsi Romawi di Galia pada tahun 100 SM, di mana mereka dihentikan oleh Gaius Marius dan Julius Caesar. Ini adalah kelompok Barat yang digambarkan oleh sejarawan Romawi yaitu, Tacitus (56-117 M) dan Julius Caesar (100-44 SM). Gelombang selanjutnya suku Jerman bermigrasi ke arah timur dan selatan dari Skandinavia antara 600 dan 300 SM ke pantai yang bersebrangan dari Laut Baltik, bergerak naik Vistula dekat Carpathians. Selama era Tacitus 'mereka termasuk suku-suku yang kurang dikenal seperti Tencteri, Cherusci, Hermunduri dan Chatti; Namun, masa federasi dan perkawinan campuran mengakibatkan kelompok ini dikenal sebagai Alemanni, Frank, Saxon, Frisia dan Thuringians.

Gelombang Pertama 

Periode Migrasi dapat dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama, terjadi antara tahun 300 dan 500, sebagian didokumentasikan oleh sejarawan Yunani dan Latin, tetapi sulit untuk memverifikasi secara arkeologis. Ini menempatkan bangsa Jerman mengendalikan sebagian besar wilayah Kekaisaran Romawi Barat. Tervingi memasuki wilayah Romawi (setelah dorongan dari bangsa Hun) di tahun 376. Beberapa waktu kemudian di Marcianopolis, pengawal untuk Fritigern (pemimpin mereka) tewas saat pertemuan dengan Lupicinus. Tervingi memberontak, dan Visigoth, kelompok yang berasal dari Tervingi atau subsuku dari kelompok Gothic, akhirnya menginvasi Italia dan menjarah kota Roma pada tahun 410, sebelum menetap di Iberia dan mendirikan sebuah kerajaan yang berlangsung selama 200 tahun. Mereka disusul oleh Ostrogoth, yang dipimpin oleh Theodoric Agung, yang menetap di Italia. Di Galia, kaum Frank (perpaduan dari suku-suku Jermanik Barat yang para pemimpinnya telah selaras dengan Romawi sejak abad ketiga Masehi) memasuki tanah Romawi secara bertahap dan damai selama abad kelima, dan diterima sebagai penguasa oleh penduduk Romawi-Galia. Menangkis tantangan dari Allemanni, Burgundi, dan Visigoth, kerajaan Frank menjadi inti dari masa depan Perancis dan Jerman. Penyerangan Anglo-Saxon di Inggris terjadi selama abad kelima, ketika kontrol Romawi Inggris telah berakhir.

Gelombang Kedua

Gelombang kedua terjadi antara tahun 500 dan 700 dan melihat bagaimana suku Slavia menetap di Eropa tengah dan timur (terutama di kawasan timur Magna Germania), secara bertahap sehingga didominasi Slavia. Selain itu, suku-suku Turki seperti Avar terlibat dalam fase ini. Pada 567, orang-orang Avar dan Lombardi menghancurkan sebagian besar Gepid Kingdom. Lombardi, orang Jerman, menetap di Italia utara di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Lombardi. Asia Tengah, Bulgar menduduki padang Pontus utara Kaukasus sejak abad kedua, tapi setelah, didorong oleh Khazar, mayoritas dari mereka bermigrasi ke barat dan didominasi wilayah Bizantium sepanjang wilayah rendah Danube pada abad ketujuh. 

Selama awal Perang Bizantium-Arab tentara Arab berusaha untuk menyerang Eropa tenggara melalui Asia Kecil selama akhir abad kedelapan ketujuh dan awal, tapi dikalahkan di pengepungan Konstantinopel oleh pasukan gabungan dari Byzantium dan Bulgar. Selama perang Khazar-Arab, orang Khazar menghentikan ekspansi Arab ke Eropa di Kaukasus. Pada saat yang sama, orang-orang Moor (terdiri dari orang-orang Arab dan Berber) menyerbu Eropa melalui Gibraltar (menaklukkan Hispania-Semenanjung Iberia dari kerajaan Visigoth ditahun 711), sebelum dihentikan oleh kaum Frank dalam Pertempuran Tur ditahun 732. pertempuran ini sebagian besar tetap perbatasan antara Kristen dan Islam untuk milenium berikutnya. Abad-abad berikutnya melihat Muslim berhasil menaklukkan Sisilia dari orang-orang Kristen.

SUMBER

Tan Malaka - Sang Pahlawan Yang Terlupakan Oleh Rezim Orde Baru

Pahlawan yang Terlupakan




Karya Harry Poeze yang judulnya berarti Dihujat dan Dilupakan: Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia 1945-1949 sungguh luar biasa dari segi kuantitas dan kualitas. Terdiri atas tiga jilid setebal 2.194 halaman, buku ini bukan saja menggunakan dokumen Indonesia dan Belanda, tetapi juga arsip Rusia. Ini merupakan biografi terbesar dalam sejarah modern Indonesia.

Dalam lintasan sejarah, Tan Malaka merupakan salah satu tokoh revolusi kiri yang namanya hingga kini masih terus berkibar, paling tidak di Eropa. Sehingga tak heran jika Harry Poeze, peneliti senior sekaligus Direktur KITLV Belanda, menulis disertasi mengenai Tan Malaka pada tahun 1976 yang kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia dalam dua jilid. Poeze kemudian melanjutkan buku kisah perjalanan hidup Tan Malaka ini sampai akhir hayatnya pada 1949, yang dalam buku tersebut diungkap mengenai lokasi tewasnya Tan Malaka di Jawa Timur dan siapa yang menembaknya.

Penelusuran Poeze ternyata tidak hanya berhenti disitu, pada 8 Juni 2007 lalu, di Universitas Leide Belanda, Poeze meluncurkan buku yang berjudul ‘Verguisd en Vergeten, Tan Malaka; De linkse Beweging en Indonesische Revolutien 1945-1959’. Buku setebal 2194 halaman ini di jual seharga 99,90 euro di Eropa, dan cukup mendapat apresiasi dari halayak pembaca.



Pejuang antikolonialisme

Sutan Ibrahim Gelar Datuk Tan Malaka lahir di Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat, tahun 1896. Ia menempuh pendidikan Kweekschool di Bukittinggi sebelum melanjutkan pendidikan ke Belanda. Pulang ke Indonesia tahun 1919 ia bekerja di perkebunan Tanjung Morawa, Deli.

Penindasan terhadap buruh menyebabkan ia berhenti dan pindah ke Jawa tahun 1921. Ia mendirikan sekolah di Semarang dan kemudian di Bandung. Aktivitasnya menyebabkan ia diasingkan ke negeri Belanda. Ia malah pergi ke Moskwa dan bergerak sebagai agen komunis internasional (Komintern) untuk wilayah Asia Timur. Namun, ia berselisih paham karena tidak setuju dengan sikap Komintern yang menentang pan-Islamisme.

Ia berjuang menentang kolonialisme "tanpa henti selama 30 tahun" dari Pandan Gadang (Suliki), Bukittinggi, Batavia, Semarang, Yogya, Bandung, Kediri, Surabaya, sampai Amsterdam, Berlin, Moskwa, Amoy, Shanghai, Kanton, Manila, Saigon, Bangkok, Hongkong, Singapura, Rangon, dan Penang. Ia sesungguhnya pejuang Asia sekaliber Jose Rizal (Filipina) dan Ho Chi Minh ( Vietnam).

Ia tidak setuju dengan rencana pemberontakan PKI yang kemudian meletus tahun 1926/1927 sebagaimana ditulisnya dalam buku Naar de Republiek Indonesia (Menuju Republik Indonesia, Kanton, April 1925 dan dicetak ulang di Tokyo, Desember 1925). Perpecahan dengan Komintern mendorong Tan Malaka mendirikan Partai Republik Indonesia (PARI) di Bangkok, Juni 1927.

Walaupun bukan partai massa, organisasi ini dapat bertahan sepuluh tahun; pada saat yang sama partai-partai nasionalis di Tanah Air lahir dan mati.

Perjuangan Tan Malaka yang bersifat lintas bangsa dan lintas benua telah diuraikan secara rinci dalam dua jilid biografi yang ditulis Poeze. Setelah Indonesia merdeka, perjuangan Tan Malaka mengalami pasang naik dan pasang surut. Ia memperoleh testamen dari Bung Karno untuk menggantikan apabila yang bersangkutan tidak dapat menjalankan tugasnya.

Namun, tahun 1948, Tan Malaka dikenal sebagai penentang diplomasi dengan Belanda yang dilakukan dalam posisi merugikan Indonesia. Ia memimpin Persatuan Perjuangan yang menghimpun 141 partai/organisasi masyarakat dan laskar, menuntut agar perundingan baru dilakukan jika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia seratus persen.

Tahun 1949 Tan Malaka ditembak. Tanggal 28 Maret 1963 Presiden Soekarno mengangkat Tan Malaka sebagai pahlawan nasional. Namun, sejak era Orde Baru, namanya dihapus dalam pelajaran sejarah yang diajarkan di sekolah walau gelar pahlawan nasional itu tidak pernah dicabut. Adalah kebodohan rezim Orde Baru menganggap Tan Malaka sebagai tokoh partai yang dituduh terlibat pemberontakan beberapa kali. Tan Malaka justru menolak pemberontakan PKI tahun 1926/1927. Ia sama sekali tidak terlibat dalam peristiwa Madiun 1948. Bahkan, partai yang didirikan tanggal 7 November 1948, Murba, dalam berbagai peristiwa berseberangan dengan PKI.

Harry Poeze telah menemukan lokasi tewasnya Tan Malaka di Jawa Timur berdasarkan serangkaian wawancara yang dilakukan pada periode 1986 sampai dengan 2005 dengan para pelaku sejarah yang berada bersama-sama dengan Tan Malaka tahun 1949. Dengan dukungan dari keluarga dan lembaga pendukung Tan Malaka, sedang dijajaki kerja sama dengan Departemen Sosial Republik Indonesia untuk memindahkan kuburannya ke Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Tentu untuk ini perlu tes DNA, misalnya. Tetapi, Depsos dan Pemerintah Provinsi Jatim harus segera melakukannya sebelum masyarakat setempat secara sporadis menggali dan mungkin menemukan tulang belulang kambing yang bisa diklaim sebagai kerangka jenazah sang pahlawan nasional.


Temuan baru

Banyak penemuan baru yang terdapat dalam buku Tan Malaka yang terakhir ini. Sejarah revolusi Indonesia tahun 1945-1949 seperti diguncang untuk ditinjau ulang. Peristiwa Madiun 1948 dibahas sebanyak 300 halaman. Poeze menggunakan arsip Komintern yang terdapat di Moskwa.

Ia juga menemukan arsip menarik tentang Soeharto. Selama ini sudah diketahui bahwa Soeharto datang ke Madiun sebelum meletus pemberontakan. Soemarsono berpesan kepadanya bahwa kota itu aman dan agar pesan itu disampaikan kepada pemerintah. Poeze menemukan sebuah arsip menarik di Arsip Nasional RI bahwa Soeharto pernah menulis kepada "Paduka Tuan" Kolonel Djokosoejono, komandan tentara kiri, agar beliau datang ke Yogya dan menyelesaikan persoalan ini. Soeharto menulis "saya menjamin keselamatan Pak Djoko". Dokumen ini menarik karena ternyata Soeharto mengambil inisiatif sendiri sebagai penengah dalam peristiwa Madiun.

Dalam kondisi ini, Tan Malaka mungkin lebih cocok disebut sebagai pahlawan yang terlupakan. Mengapa demikian, karena Ia berpuluh-puluh tahun telah berjuang bersama rakyat, namun kemudian dibunuh dan dikuburkan disamping markas militer di sebuah desa di Kediri pada 1949, tanpa banyak yang tahu. Padahal ia lebih dari tiga dekade merealisasikan gagasannya dalam kancah perjuangan Indonesia. Ini dapat dilihat dari ketika Tan Malaka pertama kali menginjakkan kaki di tanah Jawa, yakni dengan mendirikan Sekolah Rakyat di Semarang. Padahal Tan Malaka ketika sedang dalam pengejaran Intelijen Belanda, Inggris dan Amerika.

Menurutnya, pendidikan rakyat jelas merupakan cara terbaik membebaskan rakyat dari kebodohan dan keterbelakangan untuk membebaskan diri dari kolonialisme. Tan Malaka dan gagasannya tidak hanya menjadi penggerak rakyat Indonesia, tetapi juga membuka mata rakyat Philipina dan semenanjung Malaya atau bahkan dunia.


Harry Poeze telah menemukan lokasi tewasnya Tan Malaka di Jawa Timur. Lokasi tempat Tan Malaka disergap dan kemudian ditembak adalah Dusun Tunggul, Desa Selopanggung, di kaki Gunung Wilis. Penembakan itu dilakukan oleh Suradi Tekebek atas perintah Letnan Dua Soekotjo dari Batalyon Sikatan, Divisi Brawijaya. Pada masa selanjutnya, Soekotjo pernah menjadi Wali Kota Surabaya dan terakhir berpangkat brigjen, meninggal tahun 1980-an.

Dalam penelitiannya Poeze juga memanfaatkan foto-foto sejarah. Rapat raksasa di lapangan Ikada (sekarang lapangan Monas) Jakarta, 19 September 1945, yang dihadiri 15.000 orang dari seputar Jakarta merupakan momen historis penting. Walau Indonesia sudah merdeka, peralihan kekuasaan belum terlaksana. Tentara Jepang masih memegang senjata dan mengancam jika rakyat mengadakan rapat lebih dari lima orang. Rapat raksasa di lapangan Ikada itu dirancang pemuda untuk memperlihatkan dukungan rakyat kepada proklamasi. Soekarno ragu untuk menghadiri rapat tersebut karena khawatir tentara Jepang melakukan penembakan massal terhadap penduduk. Rapat itu akhirnya berlangsung dan Soekarno berpidato beberapa menit.



Poeze sempat memeriksa foto-foto tentang peristiwa itu. Ia menemukan seseorang yang memakai helm di dekat Bung Karno ketika berpidato. Bahkan, pada salah satu foto, Soekarno dan orang itu berjalan berdampingan. Setelah membandingkan berbagai foto itu, berkesimpulan bahwa lelaki berhelm itu adalah Tan Malaka. Lelaki itu lebih pendek dari Soekarno dan ukurannya di foto ternyata cocok karena tinggi Soekarno adalah 1,72 meter dan Tan Malaka 1,65 meter.

SUMBER

Runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat - Biografi Belisarius



Perang Iberia

Kaisar Yustin I wafat pada tahun 527, dan digantikanYustinianus I. Dari pamannya, Yustinianus mewarisi Perang Iberia, konlik berkelanjutan dengan Kekaisaran Sassaniyah Persia. Belisarius pun dikirim Yustinianus untuk berpartisipasi dalam perang tersebut. Awal masuknya Belisarius ke perang ini berlangsung alot. Ia gagal melindungi pasukan ekspedisi Romawi yang sedang membangun benteng pertahanan di Thannuris.

Pada tahun 530, Belisarius dan Hermogenes, rekannya yang membawahi 25.000 pasukan bertemu dengan 40.000 pasukan Persia di Dara, Turki Selatan. Meski kalahjumlah, Belisarius tetap memilih bertempur. Lewat formasi dan taktik penyergapan yang efektif, Belisarius berhasil memecah dan mengalahkan telak pasukan Persia. Persia kehilangan 8.000 pasukannya sebelum akhirnya mundur dan Belisarius mencetak kemenangan pertamanya dengan gemilang.

Namun kemenangan ini tidak membuat Romawi Timur berada di atas angin dalam waktu lama. Belisarius dan pasukannya bertemu lagi dengan pasukan Persia di Callinicum ”sekarang Ar Raqah, Suriah), sebuah daerah di utara sungai Euphrates pada bulan April, tahun 531. Berada dalam moral yang tinggi, pasukan Romawi Timur dipenuhi semangat bertempur.

Hal ini berlawanan niat Belisarius yang hanya berniat memukul mundur pasukan Persia tanpa melakukan konfrontasi yang beresiko. Setelah gagal membujuk pasukannya yang membangkang, Belisarius akhirnya menyiapkan diri untuk pertempuran.

Setelah pertempuran yang berimbang selama setengah hari, kavaleri elit Persia berhasil menembus pertahanan pasukan Ghassanid, sekutu Romawi Timur dan memaksa mereka mundur. Kehilangan satu sayap pasukannya, Belisarius segera memerintahkan pasukannya untuk mundur. Pasukan Persia pun mengejar dan membunuh pasukan Romawi Timur yang berusaha kabur.

Meskipun berakhir dengan kemenangan Persia, kedua kubu mendapat pukulan berat akibat pertempuran ini. Romawi Timur kehilangan banyak pasukan, sedangkan Persia kini kekurangan kekuatan untuk menginvasi Suriah. Pertempuran ini pun menutup Perang Iberia. Romawi Timur mendapat kembali Lazica dan Persarmenia, namun harus membayar rampasan perang sebesar 11.000 pon emas tiap tahunnya. Belisarius sendiri kembali dan diberhentikan dari jabatannya oleh kaisar.


Kerusuhan Nika

Konstantinopel pada awal tahun 532 adalah tempat yang kacau. Yustinianus I, yang sudah memerintah selama lima tahun kehilangan kepercayaan rakyatnya. Banyak yang tidak menyukai kebijakannya dalam memilih penasehat kekaisaran dan pejabat kota. Eudaemon, prefek Konstantinopel adalah salah satu pejabat yang paling dibenci oleh masyarakat.

Balapan kereta kuda adalah olahraga paling populer di Konstantinopel. Ada beberapa kubu suporter yang berlawanan dalam olahraga ini. Mereka menamakan diri sesuai seragam tim pengendara kuda yang mereka dukung. Yang paling besar di antara kubu-kubu ini adalah Kubu Biru dan Kubu Hijau. Kedua kubu merupakan kekuatan politik yang cukup kuat dan sering ikut campur dalam masalah negara, dari perihal keagamaan hingga suksesi kekaisaran. Kaisar Yustinianus I sendiri mendukung Kubu Biru.

Tujuh anggota Kubu Biru dan Kubu Hijau dituding terlibat pembunuhan yang terjadi pasca pertandingan. Eudaemon, yang disebut sebelumnya pun memvonis hukuman mati untuk mereka. Pada saat eksekusi, dua orang dari masing-masing kubu berhasil kabur dan bersembunyi di sebuah gereja.

Baik Kubu Biru dan Kubu Hijau meminta Yustinianus I untuk memberikan pengampunan, namun sang kaisar tidak memberi jawaban. Kedua kubu yang marah pun kini bergabung dan merusuh di sepanjang jalanan. Kejadian ini dikenal sebagai Kerusuhan Nika, karena para perusuh dari kedua kubu yang biasa meneriakkan warna seragam tim pengendara kuda yang mereka bela pun mengubah teriakannya menjadi “Nika!”, yang artinya kemenangan. Beberapa anggota senat yang tidak menyukai Yustinianus pun memanfaatkan kerusuhan ini untuk mengkudeta sang kaisar. Mereka mengangkat Hypatius, salah seorang senat, dan keponakan Anastasius I, kaisar pendahulu sebagai pengganti Yustinianus. Yustinianus yang putus asa nyaris melarikan diri seandainya istrinya, Ratu Theodora, tidak membujuknya.

Belisarius dipanggil bersama Narses, kasim yang juga merupakan penasehat kepercayaan kaisar, serta Mundus, seorang jendral terkemuka untuk meredakan kerusuhan. Keduanya menggunakan pendekatan yang sangat berbeda. Narses akan menggunakan sejumlah uang untuk membujuk Kubu Biru, sembari mengingatkan bahwa Yustinianus adalah pendukung tim mereka. Jikalau Narses gagal, Belisarius dan Mundus bersama pasukan kekaisaran akan membantai para perusuh.

Narses gagal. Belisarius dan Mundus pun menyerang. Kerusuhan pun berhasil diredakan. Hampir tiga puluh ribu jiwa terbunuh dalam kejadian ini. Hypatius beserta anggota senat yang terlibat dieksekusi oleh Yustinianus.

Posisi Yustinianus kini aman dan dia sekarang dapat mewujudkan ambisinya untuk menguasai kembali kekaisaran bagian barat. Belisarius pun dipanggil kembali oleh sang kaisar. Meskipun ia kalah di Callinicum, Yustinianus sadar bahwa Belisarius adalah sosok yang paling kompeten untuk memimpin pasukan menguasai kembali wilayah milik kekaisaran.


Perang Vandal

Mei, tahun 429, Geiseric, pemimpin bangsa Vandal menyeberangi Selat Gibraltar menuju Afrika Utara bersama 80.000 rakyatnya. Geiseric menyerang dan berhasil mengambil alih Mauretania Sitifensis, Mauretania Caesariensis dan Numidia. Pihak kekaisaran Romawi Barat mengakui pemerintahan Geiseric atas daerah-daerah tersebut dan membuat perjanjian damai dengan Geiseric.

Perdamaian tidak berlangsung lama. Geiseric mengepung Kartago pada bulan Oktober, tahun 439. Perjanjian damai dibuat kembali pada tahun 442. Lewat perjanjian ini, Geiseric menukar beberapa daerah yang mereka kuasai dengan dua provinsi milik kekaisaran yang kaya sumber daya alam, Byzacena, dan Zeugitana. Kartago pun kini menjadi ibukota Kerajaan Vandal.

Meskipun terikat perjanjian damai, bangsa Vandal tetap menyusahkan kekaisaran Romawi Barat. Perompak-perompak Vandal mengacau di laut Aegea, dan pada tahun 455, Geiseric menyerang dan menjarah kota Roma. Seusai penjarahan yang berlangsung selama2 minggu, Geiseric dan pasukannya berlayar ke Corsica, Sardinia, dan Kepulauan Balears. Daerah-daerah ini pun dikuasai oleh Kerajaan Vandal. Di tahun 468, Kekaisaran Barat dan Kekaisaran Timur melancarkan ekspedisi penghukuman ke Kartago, namun sayangnya, Kerajaan Vandal unggul dan mengalahkan mereka di Cape Bon, Tunisia. Setengah dari kapal perang Romawi terbakar dan tengelam.

Di tahun 476, Kekaisaran Romawi Barat runtuh setelah Kaisar Romulus Augustulus dimakzulkan oleh Odoaker, kepala suku Scirii. Odoaker mengangkat dirinya sebagai Raja Italia, sebelum akhirnya tewas dalam perang melawan Theodorik, pemimpin bangsa Ostrogoth. Theodorik pun menggantikan Odoaker sebagai penguasa Italia.

Bangsa Vandal menganut doktrin agama Kristen Arianisme, dan sering menindas penganut Kristen Kalkedonia. Pihak Kekaisaran Romawi Timur kerap memprotes tindakan ini, namun hampir tidak pernah digubris. Semua berubah ketika Hilderic, cucu Geiseric naik tahta. Ia menghentikan penindasan para penganut Kristen Kalkedonia, dan menjalin hubungan diplomasi dengan Kekaisaran Romawi Timur. Banyak bangsawan Vandal tidak menyukai kebijakan pro-Romawinya. Mereka memberontak danmengantikan Hilderic dengan Gelimer, sepupunya.

Kaisar Yustinianus I meminta Gelimer mengembalikan tahta kepada Gelimer, atau setidaknya mengirimkan Gelimer ke Konstantinopel. Kedua permintaan ditolak mentah-mentah oleh Gelimer. Pembangkangan ini pun memulai Perang Vandal. Belisarius diangkat sebagai komandan ekspedisi penyerangan Kerajaan Vandal. Ia membawahi 10.000 infantri, 5.000 kavaleri, dan 500 kapal perang. Pasukan ini dinilai terlalu minim, mengingat reputasi bangsa Vandal di bawah pemerintahan Geiseric yang dikenal sebagai petarung dan perompak yang tangguh. Beberapa pejabat mencoba mengingatkan sang kaisar kekalahan memalukan di Cape Bon. Meski begitu, Yustinianus bersikeras dan tidak mengindahkan nasehat mereka. Pada bulan Juni, tahun 533, Belisarius pun berangkat. Ia membawa istrinya, Antonina, serta Procopius, sekretaris pribadinya dalam ekspedisi ini.

Pasukan Romawi pun mendarat di Caputvada. Belisarius dan pasukannya bergegas menuju Kartago, ibukota Kerajaan Vandal. Belisarius sadar bahwa citra pasukan Romawi Timur sangat penting dalam perang kali ini. Ia ingin para penduduk setempat menganggap mereka datang sebagai pembebas, maka dari itu Belisarius menekankan disiplin ketat pada pasukannya. Hal ini menyebabkan para penduduk setempat kooperatif dengan pasukan Belisarius.

Berita kedatangan Belisarius pun sampai ke telinga Gelimer. Ia mengeksekusi Hilderic, dan menyiapkan pasukan untuk menyergap pasukan Romawi Timur sebelum mereka mencapai Kartago. Gelimer hanya memiliki 11.000 pasukan, kalah jumlah dengan 15.000 pasukan Romawi Timur. Gelimer berencana mengepung pasukan Belisarius dengan memanfaatkan pengetahuannya akan medan setempat. Kedua pasukan bertemu pada tanggal 13 September, tahun 533.

Meski rencana awalnya untuk mengepung pasukan Romawi Timur gagal, Gelimer berada di atas angin. Moral pasukannya tinggi, dan ia berhasil mengalahkan pasukan kavaleri Romawi Timur. Sayangnya, Gelimer mendapat kabar bahwa saudaranya, Ammatas telah tewas terbunuh musuh. Tengelam dalam kesedihan, Gelimer membatalkan serangan penghabisan ke pasukan Romawi Timur. Belisarius segera memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang balik. Pasukan Romawi Timur pun mengalahkan pasukan Vandal.

Kekalahan Gelimer mengakibatkan kota Kartago tidak memiliki pertahanan. Pasukan Romawi Timur pun memasuki kota tanpa perlawanan. Belisarius memerintahkan pasukannya untuk tidak mengusik penduduk setempat. Ia pun memerintahkan pembangunan kembali dinding pertahanan kota. Setelah terusir dari Kartago, Gelimer membawa pasukannya menuju Bulla Regia, Numidia. Ia mengirim pesan kepada saudaranya, Tzazon yang sedang berada di Sardinia untuk kembali ke Afrika Utara. Menunggu kedatangan saudaranya, Gelimer mencoba memecah pasukan Romawi Timur. Ia menawarkan hadiah untuk setiap kepala pasukan Romawi Timur yang mereka bawa kepada suku pribumi. Ia juga mencoba menyogok kavaleri bayaran Hun yang berperan penting dalam kekalahannya sebelumnya.

Tzazon pun sampai ke Afrika Utara pada bulan Desember. Gelimer segera mengerahkan pasukan menuju Kartago. Bersama dengan pasukan Tzazon, ia memerintahkan penghancuran tanggul air yang menjadi sumber air untuk Kartago. Dalam dua belas minggu semenjak ia menguasai Kartago, Belisarius telah menyelesaikan pembangunan dinding pertahanan. Ia juga sadar penyusup- penyusup Gelimer telah meracuni loyalitas pasukan bayaran yang ia bawa, sehingga menempatkan mereka di posisi paling belakang dalam formasi perang. Belisarius dan pasukannya keluar dari Kartago,dan bertemu dengan pasukanVandal yang berjumlah50.000 di Tricamarum. KavaleriRomawi Timur pun menghantampasukan Vandal danmembunuh Tzazon. KematianTzazon membuat Gelimer kehilangansemangat tempurnyasekali lagi. Pasukan Vandal mundur, namun dikejar oleh pasukan Romawi Timur. Sekitar 3.000 pasukan Vandal tewas dalam pertempuran ini. Tanpa perlawanan berarti, Belisarius dan pasukannya menguasai kota-kota Kerajaan Vandal satu-persatu. Gelimer yang bersembunyi di Numidia selama beberapa bulan sadar bahwa kerajaannya tidak bisa diselamatkan lagi. Ia menyerah pada bulan Maret, tahun 534, menutup tirai sejarah Kerajaan Vandal.

Atas kesuksesannya mengalahkan Kerajaan Vandal, Belisarius dianugrahi trimphus, upacara kehormatan untuk pemimpin militer yang berjasa untuk bangsa Romawi. Ia adalah orang terakhir yang menerima penghargaan ini.


Perang Goth

Athalarik, cucu Theodorik, menggantikan kakeknya sebagai penguasa Italia. Athalarik yang baru berusia 10 tahun memerintah di bawah pengawasan Amalasuntha, ibunya yang dianggap pro-Romawi. Ia akrab dengan Yustinianus. Amalasuntha juga cenderung mendidik anaknya dengan tradisi Romawi, menyebabkan dirinya dibenci oleh bangsawan-bangsawan Ostrogoth.Sadar bahwa para bangsawan tersebut mencoba menyingkirkannya, Amalasuntha pun mengeksekusi mereka.

Sayangnya, Athalarik meninggal pada tahun 534. Amalasuntha pun mengangkat Theohadad, sepupunya sebagai pemimpin baru bangsa Ostrogoth dan penguasa Italia. Ironis, Theohadad yang ia anggap dapat membantu posisinya malah berpihak pada para bangsawan yang membenci Amalashuntha. Alhasil, Amalasuntha pun diasingkan dan dibunuh pada bulan April, tahun 535. Kematian Amalasuntha pun kini menjadi alasan yang dapat dipakai oleh Yustinianus untuk menyerang Italia. Ia memanggil Belisarius untuk memimpin ekspedisi sekali lagi, kali ini bersama 7.500 prajurit, hanya setengah dari saat perang melawan Kerajaan Vandal. Yustinianus juga mengirim Mundus, pemimpin pasukan kekaisaran di Illyricum untuk menguasai Dalmatia. Belisarius dan pasukannya pun mendarat di Sisilia. Penduduk pulau yang strategis ini menerima kedatangan pasukan Romawi Timur, membuat Belisarius tidak menemui kesulitan dalam menguasai Sisilia. Theohadad, mengingat kemenangan cepat Belisarius di Afrika pun menyerah dan berjanji akan menyerahkan Italia dan Sisilia kepada kekaisaran.

Yustinianus merasa sangat girang mendapati betapa mudahnya ia dapat menguasai Italia kembali, tetapi kenyataan akhirnya berkata lain. Mundus berhasil menguasai Dalmatia, namun pasukan Ostrogoth datang dan menyerang dengan niat merebut kembali provinsi tersebut. Di tengah pertempuran, Mauricius, putra Mundus terbunuh. Mundus yang marah besar pun memimpin serangan yang brutal ke pasukan Ostrogoth. Pasukan Ostrogoth yang mendapat pukulan berat pun mundur, dan Mundus memerintahkan pengejaran. Di tengah pengejaran ini, Mundus terluka parah, menyebabkan pasukan Romawi Timur kehilangan arah, dan terpaksa meninggalkan Dalmatia. Theohadad yang mendapatkan berita ini pun mendapatkan keberanian untuk melawan Yustinianus, dan membatalkan niatnya untuk menyerah.

Belisarius yang berada di Sisilia pun diperintahkan untuk menyerang Italia. Bulan Oktober, tahun 536, pasukan Romawi Timur pun mencapai Naples. Setelah pengepungan yang brutal selama 3 minggu, Naples pun jatuh. Penduduk setempat menolak untuk menyerah, mengakibatkan Belisarius memperbolehkan pasukannya untuk menjarah kota tersebut.Ketidakmampuan Theohadad untuk menghentikan serangan Romawi Timur pun harus ia bayar dengan tahta dan nyawanya. Para bangsawan Ostrogoth pun mengangkat Witiges, seorang jendral sebagai pemimpin baru mereka. Witiges tahu jelas kemampuan Belisarius, dan berniat untuk memantapkan keadaan pasukannya sebelum melawannya. Ia meninggalkan kota Roma dan pergi ke Ravenna. Ia juga menceraikan istrinya, dan menikahi Matasuntha, anak perempuan Amalasuntha untuk memperkuat posisinya.

Sementara itu, Belisarius sendiri belum menunjukkanpergerakan menuju Roma. Iamencoba memperkuat posisinyadi Italia Selatan sembariberkirim surat denganPaus Silverius. Paus Silveriusyang tidak ingin Roma bernasib sama dengan Naples pun memutuskan untuk mendukung Belisarius. Mendapati kabar ini, Belisarius pun bergerak menuju Roma. Ia dan pasukannya memasuki kota tersebut tanpa perlawanan. Tahu bahwa pasukan Ostrogoth akan kembali, Belisarius pun memperkuat pertahanan kota, dan menumpuk ransum dan suplai untuk perang mendatang.

Witiges sadar betul bahwa kredibitilasnya sebagai pemimpin Ostrogoth dipertaruhkan dalam pertempurannya melawan Belisarius. Ia pun menyiapkan 45.000 pasukannya dan segera mengepung Roma pada Maret, tahun 537. Witiges memerintahkan pasukannya untuk menyabotase tanggul air yang merupakan sumber air utama Roma. Belisarius yang hanya memiliki 5.000 pasukan pun meminta bantuan dari Konstantinopel. Sembari menunggu pasukan bantuan, Belisarius memanfaatkan mata air di sekitar kota sebagai pengganti sumber air.

Setelah pengepungan selama dua bulan, pasukan bantuan pun datang. 1.600 kavaleri bayaran bangsa Hun menembus blokade dan bergabung dengan pasukan Belisarius di dalam kota. Meski begitu, pasukan Romawi Timur masih kalah jumlah. Belisarius berhasil menghentikan serangan Witiges dengan korban minimal, namun jumlah pasukan Ostrogoth yang besar membuat pertempuran berjalan cenderung stagnan. Seiring pengepungan berlangsung, baik pasukan Romawi Timur dan Ostrogoth pun mulai kehabisan ransum dan terjangkit penyakit.

Di bulan November, 5.000 pasukan elit Romawi Timur pun sampai ke Roma dibawah pimpinan John. Witiges yang awalnya percaya diri dengan jumlah pasukannya pun mulai patah semangat. Moral pasukannya sudah jatuh akibat pengepungan yang tak membuahkan hasil. Sebelum situasi semakin buruk, Witiges pun berniat mengakhiri perang dengan negosiasi dan menawarkan perjanjian gencatan senjata selama tiga bulan. Pengepungan pun dihentikan untuk memberikan waktu untuk perjalana utusan Ostrogoth ke Konstantinopel.

Memanfaatkan waktu luang ini, Belisarius pun mendatangkan 3.000 pasukan Issauria. Dengan hati-hati, ia merusak jalur suplai pasukan Ostrogoth. Ia juga mengirim John bersama 2.000 kavaleri untuk menjarah Picenum. Witiges memprotes tindakan Belisarius, namun ia tidak mengindahkannya. Witiges pun mencoba membalas Belisarius. Ia mengirimkan mata- mata untuk mensabotase pertahanan Roma, namun berhasil digagalkan.

Belisarius kemudian mengirim John untuk menguasai Rimini, sementara Witiges masih menunggu dengan gelisah hasil negosiasi damainya dengan Yustinianus. Setelah mendengar kabar bahwa Rimini telah jatuh ke tangan John, Witiges pun segera mundur ke Ravenna. Ravenna, ibukotanya hanya berjarak satu hari perjalanan dari Rimini. Takut pusat kekuasaannya akan diserang oleh pasukan Romawi Timur, Witiges pun mengakhiri pengepungannya di Roma pada bulan Maret tahun 538.

Bersamaan dengan mundurnya Witiges dan pasukannya, Belisarius pun mulai menyerang kota-kota yang dikuasai Ostrogoth. Ia pun memerintahkan John dan 2.000 kavalerinya untuk bergabung kembali dengan pasukan utama, namun ia menolak. John mencoba untuk meyakinkan Matasuntha, istri Witiges untuk mengkhianati suaminya. Sayangnya, sebelum John berhasil, Witiges mengerahkan pasukannya untuk mengambil kembali Rimini.

Belisarius pun bergegas menuju Rimini bersama pasukannya untuk menolong John. Bersamaan dengan ini, Narses dan 5.000 pasukannya sampai di Italia. Narses, kasim dan penasehat kepercayaan Yustinianus diutus oleh sang kaisar untuk mengawasi tindak-tanduk Belisarius. Keberhasilan sang jendral telah mengundang banyak gosip tidak sedap akan semakin besar ambisinya seiring meroketnya reputasinya.

Baik sang jendral dan sang kasim punya pendekatan yang berbeda akan bagaimana cara mereka membantu John. Narses memilih konfrontasi langsung, sementara Belisarius memilih untuk berhati-hati. Setelah perdebatan panjang, diputuskanlah rencana Belisarius lah yang dipakai. Ia pun membagi pasukannya menjadi tiga, dimana dua di antaranya akan mendekati Rimini lewat laut, sementara pasukan utama yang dipimpin oleh Belisarius dan Narses akan mendekati kota lewat darat. Witiges yang mengetahui bahwa ia akan dikepung dari tiga arah pun akhirnya memilih untuk kembali ke Ravenna. Ramini pun berhasil dikuasai Belisarius dan Narses. Ironisnya, kemenangan ini memecah pasukan Romawi Timur menjadi dua faksi. Satu faksi berpihak pada Belisarius, faksi lainnya berpihak pada Narses, dimana John menjadi salah satu anggotanya karena ia sadar bahwa status Narses lebih menjanjikan, meskipun ia berhutang nyawa dengan Belisarius.

Di bulan April 538, Belisarius mendapatkan permintaan dari Mediolanum ”Milan). Penduduk kota tersebut meminta Belisarius untuk membebaskan mereka dari pemerintahan bangsa Ostrogoth. Belisarius pun mengirim 1.000 pasukannya yang dipimpin oleh Mundilas, salah seorang letnannya. Pasukan kecil ini, dengan bantuan penduduk Milan pun berhasil mengamankan Milan dan daerah sekitarnya. Mediolanum merupakan kota terkaya kedua di Italia setelah Roma. Kehilangan kota tersebut merupakan pukulan berat untuk harga diri Witiges. Ia pun memerintahkan 10.000 pasukannya untuk merebut kembali Mediolanum.

Mundilaspun segera memberitahukan kabar ini kepada Belisarius dan mengirimkan pasukan ke Mediolanum. Meski begitu, pasukan bantuan ini pun kewalahan oleh jumlah pasukan Ostrogoth. Mereka pun meminta bantuan kepada Belisarius, dimana ia kemudian memerintahkan John untuk segera berangkat ke Mediolanum. John menolak, dan beralasan bahwa ia hanya akan mengikuti perintah langsung dari Narses. Meski Narses memberikan perintah, John jatuh sakit.

Penundaan-penundaan tersebut mengakibatkan Milan berada dalam bahaya besar. Lama dikepung,suplai mereka pun mulai habis. Pasukan Ostrogoth berjanji akan membebaskan Mundilas dan pasukannya apabila mereka menyerah. Mundilas menolak, karena penduduk Mediolanum yang telah mengkhianati Witiges tentu tidak akan diampuni. Di akhir Maret, tahun 539, Mundilas, di bawah tekanan pasukannya yang sudah kehilangan semangat tempur pun terpaksa menerima tawaran tersebut. Pasukan Romawi Timur pun meninggalkan kota dengan selamat, namun tidak dengan penduduk setempat. Pasukan Ostrogoth menjarah Mediolanum, membunuhi penduduknya dan membakar kota tersebut.

Yustinianus pun menyadari kesalahannya, dan memanggil Narses kembali, dan memberi komando sepenuhnya kepada Belisarius. Witeges yang menyadari kerajaannya kini terancam runtuh. Ia mengirim utusan ke Persia, ke Khosrau I agar ia memulai perang baru dengan Kekaisaran Romawi Timur. Sayangnya, utusannya tersebut tak pernah kembali. Belisarius dan pasukannya pun menyerang kota-kota di selatan Ravenna dengan cepat. Di tengah perang, pasukan Romawi Timur dan Ostrogoth sama-sama dikagetkan dengan munculnya pasukan bangsa Franka di bawah pimpinan Raja Theudebert. Pasukan Ostrogoth yang mengira kedatangan mereka adalah untuk membantu mereka melawan para penyerang Romawi Timur pun dihancurkan oleh pasukan Franka dengan mudah. Pasukan Romawi Timur pun terpaksa mundur.

Pasukan Franka mungkin akan bisa mengubah sejarah Perang Goth seandainya wabah disentri tidak menyerang. Wabah ini menyebabkan pukulan berat ke moral pasukan Franka. Mereka pun akhirnya mundur. Belisarius pun melanjutkan serangannya ke Ravenna. Di saat yang sama, utusan Yustinianus pun sampai ke Italia untuk menawarkan perjanjian damai. Bangsa Ostrogoth akan tetap memegang kuasa atas daerah di utara Sungai Po, sementara daerah di selatan akan menjadi milik kekaisaran. Tak punya banyak pilihan, Witiges pun setuju.

Saat Belisarius menyadari hal ini, ia pun marah besar. Kemenangan yang sudah di depan mata menyebabkannya menolak perjanjian damai tersebut, kecuali Yustinianus sendiri yang menandatangainya. Ia pun melanjutkan serangannya ke Ravenna. Witiges mendekati Belisarius. Ia dan rakyatnya pun menyerah dan ia juga bersedia menyerahkan kerajaannya, jikalau Belisarius bersedia mengangkat dirinya menjadi Kaisar Romawi Barat. Belisarius ingin menolak, namun ia melihat tawaran ini sebagai kesempatan untuk mengakhiri perang ini tanpa menumpahkan lebih banyak darah. Ia pun berpura- pura menerimanya, dan masuk ke Ravenna bersama pasukannya pada bulan Mei, tahun 540. Bersamaannya dengan masuknya Belisarius ke ibukota mereka, pasukan Goth di utara pun menyerah. Seusai kemenangan ini, Belisarius kembali ke Konstantinopel, mengakhiri Perang Goth, untuk sementara.


Orang Roma Terakhir


Setelah hampir seabad dikuasai oleh barbar, semenanjung Italia pun kembali ke tangan bangsa Romawi. Wilayah kekaisaran bertambah dua kali lipat, membentang dari Asia Minor hingga Afrika Utara. Belisarius kembali sebagai pahlawan, namun berita mengenai tawaran Witiges pada Belisarius sampai ke telinga Yustinianus. Kepercayaannya kepada Belisarius pun semakin memudar. Ia takut jendral terhebatnya akan menjadi lawan terhebatnya.

Perang dengan Persia pun pecah sekali lagi, dan Belisarius kembali dipanggil ke medan perang pada tahun 541. Setelah perang yang cenderung stagnan, sebuah perjanjian gencatan senjata selama lima tahun pun ditandatangani oleh kedua belah pihak.

Sementara itu, bangsa Ostrogoth sadar bahwa Belisarius hanya berpura-pura menyetujui tawaran dari Witiges. Birokrasi baru milik kekaisaran di Italia pun semakin tidak populer karena bersikap opresif terhadap penduduk setempat. Pasukan yang ditempatkan di sana juga menjadi tidak disiplin sepeninggal Belisarius. Keadaan di Italia pun semakin memanas, dan di tengah kericuhan ini, Totila, sosok yang lebih kompeten dari Witeges, muncul sebagai pemimpin baru bangsa Ostrogoth. Perang pun dimulai kembali.

Totila adalah lawan yang berat untuk pasukan Romawi Timur yang diutus kembali ke Italia. Ia menyerang dengan cepat daerah-daerah yang strategis dan mengisolasi pasukan Romawi Timur. Ia juga memperlakukan tahanan dan penduduk setempat dengan baik, sehingga menyebabkan rakyat berpihak kepadanya.

Belisarius kembali ke Italia pada tahun 544. Kali ini ia gagal memper- tahankan Roma dari serangan bangsa Ostrogoth. Hal ini konon dikarenakan kurangnya bantuan baik berupa ransum maupun pasukan dari Yustinianus yang iri hati dan curiga pada Belisarius. Ia pun kembali ke Konstantinopel dan mulai mengundurkan diri dari permasalahanmiliter negara. Narses menggantikan perannya di Italia, dan berhasil mengalahkan dan membunuh Totila. Perang Goth pun berakhir dengan kemenangan Romawi Timur, dan menguras sumber daya yang dimiliki oleh kekaisaran.

Ekspedisi terakhir Belisarius adalah ketika ia melawan bangsa Bulgar di bawah pimpinan Khan Zabergan pada tahun 559. Sekali lagi, dengan pasukan yang jauh lebih sedikit dari musuh, ia berhasil mengusir bangsa Bulgar yang sempat mengancam Konstantinopel.

Pada tahun 562, Belisarius dipenjarakan atas tuduhan korupsi, namun dibebaskan oleh Yustinianus. Ada legenda yang mengatakan bahwa ia dibutakan atas perintah Yustinianus dan menghabiskan hidupnya sebagai pengemis di Konstantinopel. Meski kebenarannya diragukan, kisah ini banyak digunakan sebagai tema oleh pelukis di Zaman Pencerahan, mengutipnya sebagai sindiran akan rasa tidak tahu terima kasih penguasa lalim terhadap hamba yang setia, misalnya Louis XV dari Perancis.


Belisarius dan Antonina

Kepahlawanannya membuatnya menjadi bahan pembicaraan hangat, namun tidak jarang, Belisarius juga menjadi bahan tertawaan oleh rakyat kekaisaran. Antonina, istri Belisarius terkenal sebagai wanita yang tidak setia. Dipercaya bahwa sebelum menikahi Belisarius, Antonina sudah memiliki banyak anak. Ia berusia 10 tahun lebih tua dari Belisarius, dan sangat dekat dengan Ratu Theodora, istri Yustinianus I.

Belisarius mencintai Antonina sepenuh hati. Ia bahkan membawa Antonina di setiap ekspedisi militer yang ia pimpin. Ia bahkan tidak jarang menceritakan rencana perangnya kepada istrinya. Sayangnya, cinta Belisarius tidak dibalas dengan baik oleh Antonina. Antonina bahkan berselingkuh dengan Theodosius, anak angkatnya. Belisarius pernah menangkap basah Antonina dan Theodosius setengah telanjang di istana saat ia di Kartago.

Antonina dengan tenang membohongi Belisarius dan bahkan berhasil mengancam untuk mengacuhkan Belisarius karena telah berpikir tidak senonoh. bersumpah untuk membunuh Theodosius, kendati ia masih mencintai istrinya. Antonina pun dipenjara atas perintah Belisarius sendiri, sementara Theodosius melarikan diri, sebelum akhirnya ditangkap oleh Photius. Meski begitu, Antonina masih punya rencana lain. Ia percaya bahwa sahabatnya, Ratu Theodora sanggup membebaskan dirinya dari masalah ini.

Theodora yang menerima kabar ini pun langsung meminta sang kaisar sendiri, Yustinianus untuk membebaskan Antonina dan Theodosius. Photius kini yang berada di penjara. Keadaan hati Belisarius merusak performanya saat ia berperang melawan Persia untuk kedua kalinya. Ratu Theodora pun menyadari kesalahannya serta pentingnya Belisarius untuk mempertahankan kekaisaran. Ia pun mencoba mendamaikan pasangan suami istri ini. Keduanya pun berekonsiliasi, dan Theodosius pun dibebaskan atas permintaan Antonina. Tidak lama kemudian, Theodosius meninggal karena disentri. Photius sendiri berhasil kabur dari penjara, dan menjadi seorang pendeta di Yerusalem.

Perselingkuhan Antonina dengan Theodosius sudah menjadi rahasia umum di antara pasukan Belisarius, namun tidak ada yang berani membuktikannya. Antonina adalah wanita yang licik, dan di atas semua itu, ia adalah sahabat Theodora, istri sang kaisar. Mereka takut tindakan ini akan memakan nyawa mereka, serta menghancurkan hati Belisarius yang merupakan pemimpin perang.

Photius, anak Antonina sebelum perkawinannya dengan Belisarius membenci ibunya dengan sepenuh hati. Di sisi lain, Belisarius memperlakukan Photius sebagai anak kandungnya sendiri. Photius sangat menghormati Belisarius dan berniat untuk membocorkan perselingkuhan Antonina. Singkat cerita, Photius berhasil. Belisarius tentu tidak percaya pada awalnya. Namun lewat bukti-bukti yang Photius berikan, serta fakta bahwa ia merupakan anak kandung Antonina, orang terakhir yang ia percaya akan menuding ibunya sendiri, Belisarius pun dengan berat hati menerima kenyataan bahwaistrinya tidak setia. Di tengah kemarahan, Belisarius punbersumpah untuk membunuhTheodosius, kendati ia masihmencintai istrinya. Antoninapun dipenjara atas perintahBelisarius sendiri, sementaraTheodosius melarikan diri, sebelumakhirnya ditangkap olehPhotius.

Meski begitu, Antonina masih punya rencana lain. Ia percaya bahwa sahabatnya, Ratu Theodora sanggup membebaskan dirinya dari masalah ini. Theodora yang menerima kabar ini pun langsung meminta sang kaisar sendiri, Yustinianus untuk membebaskan Antonina dan Theodosius. Photius kini yang berada di penjara. Keadaan hati Belisarius merusak performanya saat ia berperang melawan Persia untuk kedua kalinya. Ratu Theodora pun menyadari kesalahannya serta pentingnya Belisarius untuk mempertahankan kekaisaran. Ia pun mencoba mendamaikan pasangan suami istri ini. Keduanya pun berekonsiliasi, dan Theodosius pun dibebaskan atas permintaan Antonina. Tidak lama kemudian, Theodosius meninggal karena disentri. Photius sendiri berhasil kabur dari penjara, dan menjadi seorang pendeta di Yerusalem.